Jumat 20 Apr 2018 11:55 WIB

Pengamat: Anggaran untuk Dosen Asing Belum Mendesak

Mendatangkan dosen asing dianggap tidak efektif

Rep: Adinda Priyanka/ Red: Bilal Ramadhan
Dosen asing (ilustrasi)
Foto: Istimewa
Dosen asing (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Pendidikan dari Universitas Paramadina, M Abduhzen, melihat, penganggaran secara khusus untuk tenaga dosen asing belum menjadi kebutuhan mendesak bagi pedidikan Indonesia. Hal ini disampaikannya terkait rencana Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) menganggarkan Rp 300 miliar untuk menggaji dosen asing yang segera didatangkan ke Indonesia.

Rendahnya urgensi ini dikarenakan situasi dan budaya akademik di perguruan tinggi Indonesia belum terbangun. Jadi, meski memasukkan unsur asing dengan kualitas baik, target pemerintah untuk memajukan pendidikan di tingkat perguruan tinggi sulit tercapai.

"Lingkungan akademik kita yang belum terbiasa scientific akan menyulitkan pencapaian tujuan," ujar Abduhzen ketika dihubungi Republika.co.id, Jumat (20/4).

Selain itu, dengan digitalisasi saat ini, mengakses konten dalam suatu bidang ilmu tidak lagi sulit. Abduhzen menuturkan, yang mendesak bagi perguruan tinggi saat ini adalah bagaimana membangun iklim akademik sehingga berkembang dengan luas.

Tidak sekadar menaikkan karya publikasi ilmiah di jurnal internasional, melainkan fokus pada budaya akademis berbasis scientific di kalangan dosen maupun mahasiswa. Apabila memang tenaga asing itu dipaksakan untuk didatangkan, pemerintah harus memiliki skema serta target yang jelas dan terukur.

Indonesia tentu harus mendapat manfaat dari kehadiran tenaga asing di bidang pendidikan. "Tidak hanya berbicara transfer pengetahuan, juga transfer budaya akademik," ucap Abduhzen.

Abduhzen mengibaratkan, mendatangkan tenaga asing sebagai proses pencangkokan. Jika lahan, dalam hal ini budaya akademik Indonesia, belum subur, maka hasil pencangkokan tersebut tidak akan subur dan efektif.

Sebelumnya, Dirjen Sumber Daya IPTEK dan Dikti Prof Ali Ghufron menuturkan, kisaran gaji setiap dosen asing tersebut akan beragam, dari Rp 0 hingga mencapai 4 ribu dolar AS (atau sekitar Rp 55 juta). Jumlah itu baru perkiraan yang nanti akan mengacu pada skema kerja sama dengan dosen asing tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement