Sabtu 07 Apr 2018 12:28 WIB

Perlintasan Liar Sepanjang Jalur Kereta di Jawa akan Ditutup

Kecelakaan lalu lintas kerap terjadi di perlintasan kereta yang tidak resmi

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
Sejumlah kendaraan melintasi perlintasan liar KRL di kawasan Tebet, Jakarta, Jumat (9/3).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah kendaraan melintasi perlintasan liar KRL di kawasan Tebet, Jakarta, Jumat (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi turut berbelasungkawa atas tabrakan yang terjadi antara truk dengan kereta api di di Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada Jumat (6/4) kemarin. Dari kejadian tersebut seorang masinis meninggal dunia.

Budi mengatakan kejadian ini dikarenakan ada truk yang melintas di perlintasan yang tidak semestinya. Perlintasan tersebut merupakan jalan yang tidak resmi dan seharusnya tidak digunakan kendaraan untuk melintas. Atas kejadian tersebut, Kementerian Perhubungan akan segera mengevaluasi perlintasan yang memang tidak resmi agar segera ditutup.

"Lintasan jalan itu memang banyak sekali di Jawa. Jakarta-surabaya saja mendekati 1.000 dan sebagian besar itu tidak resmi. Kita memang akan melakukan suatu identifikasi untuk penutupan lintasan yang liar seperti yang terjadi kemarin," ujar Budi saat meninjau program padat karya di Sukabumi, Sabtu (8/4).

Budi menjelaskan, dalam jalur perkeretaapian ada lintasan yang resmi dan tidak resmi. Lintasan yang resmi adalah jalan yang memiliki palang pintu sehingga bisa menjaga ketika ada kereta akan melintas.

Sedangkan lintasan yang tidak resmi adalah lintasan yang kerap digunakan masyarakat ketika mereka merasa jauh menggunakan lintasan resmi untuk menyebrang. Ke depan semua lintasan yang tidak resmi ini lah yang akan ditutup agar kejadian seperti di Ngawi tidak terulang kembali.

Menurutnya, ketika proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya sudah rampung maka jalur-jalur tidak resmi yang selama ini dipakai oleh manusia yang jumlahnya sekitar 800 perlintasan bisa berubah menjadi lintasan resmi atau kalau perlu memang ditutup secara permanen. Seban jika menggunakan tenaga manusia untuk buka tutup palang tidak efektif.

PT KAI Daop 7 Madiun pada Sabtu (7/4) pagi masih mengevakuasi KA Sancaka yang mengalami kecelakaan di perlintasan liar km 215+8 antara Stasiun Kedungbanteng-Walikukun di Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Manajer Humas PT KAI Daop 7 Madiun Supriyanto mengatakan sejumlah alat berat telah didatangkan untuk mengevakuasi bangkai lokomotif dan kereta tersebut yang anjlok dari rel.

"Pagi ini kereta yang anjlok disingkirkan di sisi jalur dengan menggunakan alat berat crane. Diharapkan hari ini jalur tersebut sudah dapat dilewati perjalanan KA, meski dengan kecepatan terbatas," ujar Supriyanto kepada wartawan, Sabtu.

Menurutnya, semalam, empat kereta ekonomi dan satu kereta makan sudah ditarik ke Stasiun Kedungbanteng karena posisinya yang masih normal di atas rel. Dan dilanjutkan dua kereta eksekutif juga sama.

"Pagi ini dilanjutkan tiga kereta dan lokomotif akan disingkirkan dulu di sisi rel dengan posisi yang aman. Dan diharapkan perjalanan KA-KA nanti sore sudah normal dan tidak memutar ke Surabaya lagi. PT KAI meminta maaf kepada masyarakat pengguna jasa KA yang terganggu perjalanannya," katanya.

Kereta Api Sancaka relasi Yogyakarta-Surabaya mengalami kecelakaan dengan truk trailer pengangkut beton bantalan rel di perlintasan liar di km 215+8 Jumat malam sekitar pukul 18.25 WIB. Kecelekaan mengakibatkan lokomotif dan tiga kereta di belakangnya anjlok.

Lokasi kejadian berada di antara Stasiun Kedungbanteng-Walikukun wilayah Mantingan, Kabupaten Ngawi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement