Rabu 28 Mar 2018 20:34 WIB

Siswa SD Jadi Korban Penipuan Agen Perjalanan

Pihak travel membatalkan perjalanan dengan alasan paspor siswa dan guru hilang

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Penipuan/ilustrasi
Foto: healingandhopehouston.wordpress.com
Penipuan/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  BOGOR -- Sebanyak 23 siswa SD Bosowa Bina Insani Kota Bogor menjadi korban penipuan agen perjalanan. Pelaku penipuan merupakan Direktur Impact atau Travel Impact Darusalam yang diketahui merupakan agen perjalanan yang berasal dari Karawang.

"Ada laporan masuk dari beberapa wali murid yang merasa ditipu oleh pihak agen perjalanan. Setelah laporan kita terima, pelaku kita pancing agar datang ke sekolah kemudian kami tahan," ujar Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya, Selasa (27/3).

Kapolresta menyatakan siswa-siswi ini hendak melakukan study tour ke Singapura. Namun di menit terakhir, pihak travel membatalkan perjalanan tersebut dengan alasan paspor yang dimiliki siswa-siswi dan tiga guru pendamping hilang.

Masing-masing siswa disebut dikenai biaya Rp 7 juta. Total kerugian yang dialami SD tersebut berjumlah Rp 161 juta. Uang tersebut sudah dibayar lunas oleh pihak SD Bosowa Bina Insani. Tersangka bernama Tantan Gumilar (TG) berusia 37 tahun. Ia telah ditahan pihak kepolisian untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Salah satu perwakilan wali siswa, Devi Maharani, menyatakan jika murid-murid ini dijadwalkan berangkat ke Singapura pukul 07:25 WIB pada Senin (26/3). Namun pukul 01:00 WIB, pihak travel memberi kabar di grup WhatsApp bahwa paspor mereka hilang saat dirinya sedang melakukan perjalanan di sebuah bus.

"Kita baru hari itu juga dikasih tahu kalau paspor 23 murid dan tiga guru pendamping itu hilang," ujar Devi.

 

Devi juga menjelaskan para orang tua pada pagi hari memutuskan berkumpul di sekolah untuk meminta penjelasan dari pihak travel.Selama rentang waktu tersebut, beberapa orang tua juga berinisiatif untuk mengecek kebenaran perjalanan terseb ut. Ternyata diketahui untuk tiket penerbangan, pihak travel memang sudah memesan namun kemudian dibatalkan pada 10 Maret lalu.

Tidak hanya disitu, pihak orang tua juga melakukan pengecekan kepada hotel yang disebut menjadi tujuan murid-murid ini beristirahat. Ternyata diketahui tidak ada pemesanan sejumlah kamar untuk rombongan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement