REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah kesibukan dan isu capres-cawapres jelang tahun politik, mantan panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyempatkan berkunjung ke kantor Republika, Rabu (28/3) sore. Kedatangan Gatot disambut jajaran pimpinan direksi dan redaksi Republika.
Dalam kesempatan berbincang ringan bersama Republika, Gatot mengungkapkan rencana setelah pensiun sebagai prajurit TNI per 30 Maret mendatang. "SK-nya (surat keputusan pensiun) sudah ada 30 Maret, per April saya pensiun," kata Gatot.
Gatot mengungkapkan, ada beberapa keinginannya setelah resmi purna tugas dan menjadi purnawirawan. Salah satunya lebih banyak menghabiskan waktu kepada keluarga, anak, dan cucu. "Saya ingin lebih bisa menikmati waktu-waktu luang bersama keluarga, lebih banyak," ujarnya.
Terkait kabar pencapresan dan cawapres, Gatot mengaku, dia menginginkan menjadi orang yang merdeka sesaat setelah pensiun. Ia ingin bisa mengendalikan waktu dan kegiatan di tangan sendiri serta tidak perlu menyesuaikan protokoler yang selama ini lekat dengan kehidupan perwira TNI.
Ketika ditanya soal kabar pencapresan yang mengarah ke Partai Gerindra dan mendapat dukungan umat Islam, Gatot menjelaskan pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Gatot menjelaskan, dia mengunjungi Prabowo Subianto sebagai bagian dari silaturahim kepada tokoh bangsa. Ia juga melakukan hal serupa ke Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. "Jadi, lebih pada sowan kepada para tokoh dan ucapan terima kasih," katanya.
Mantan kepala Staf Angkatan Darat ini enggan mereka-reka apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Bahkan, Gatot mengaku, ia takut bermimpi nanti akan menjadi apa.
"Karena saya sering mengalami sendiri, apa yang saya impikan sering kali terjadi. Jadi, saya justru takut untuk bermimpi jadi apa setelah pensiun ini," ungkap Gatot.