Selasa 27 Mar 2018 08:19 WIB

Polisi Tambah Masa Sosialisasi Ganjil-Genap di Tol Jakpek

Kepolisian belum akan melakukan penindakan tilang bagi yang melanggar.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Bayu Hermawan
Petugas mengarahkan kepada pengendaran mobil bernomor polisi ganjil saat hari pertama pemberlakuan sistem ganjil genap di Gerbang Tol Bekasi Barat 1, Bekasi, Jawa Barat, Senin (12/3).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Petugas mengarahkan kepada pengendaran mobil bernomor polisi ganjil saat hari pertama pemberlakuan sistem ganjil genap di Gerbang Tol Bekasi Barat 1, Bekasi, Jawa Barat, Senin (12/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pihak kepolisian memperpanjang masa sosialisasi paket kebijakan ganjil genap di tol Jakarta-Cikampek, hingga satu bulan ke depan. Berdasarkan rapat koordinasi dengan beberapa stake holder pada Senin (26/3) siang, pihak kepolisian belum melakukan penindakan tilang bagi yang melanggar.

"Ditambah sebulan ya, masih sosialisasi, masih kita putar balikan bagi yang melanggar," ujar kepala induk polisi jalan raya (PJR) cabang tol Jakarta - Cikampek, Kompol Deni Setiawan di Depan gerbang tol (GT) Bekasi Barat 1, Selasa (27/3).

Sebagai upaya terkahir, jika pengendara memaksa masuk padahal tak sesuai aturan, maka baru dilakukan penindakan penilangan. Sebab, pihak kepolisian masih melakukan cara preventif dengan mengimbau pengendara memutar arah. "Diputarkan sampai sebulan, diharapkan pengguna jalan sadar, dengan adanya ini menjadi tertib," katanya.

Setelah satu bulan diperpanjang, akan ada analisa dan evaluasi yang kemudian barulah dilakukan penindakan penilangan. "Selama sebulan, jika makin turun bagus, penilangan juga tak ada untungnya, lebih baik kita imbau mereka," ujarnya.

Meskipun begitu, volume kendaraan yang masuk melalui tiga GT berangsur berkurang. Tak hanya itu, data dari Jumat (23/3) kendaraan yang diputar arahkan juga semakin berkurang. Di Bekasi Barat 1 yang diputar balikan ada 88 kendaraan, di Bekasi Barat 2 ada 72 kendaraan sedangkan di Bekasi Timur 2 sebanyak 43 yang diputar balikkan dari pukul enam hingga sembilan pagi.

"Namun, GT lain bertambah volume kendaraannya yang masuk, semisal di GT Cikunir 1 dan 2 serta Tambun," ujarnya.

Tujuan kebijakan ganjil genap ini, kata dia agar memeratakan beban yang masuk di setiap GT-nya. Biasanya saja, di Bekasi Barat 1 kendaraan yang masuk sebanyak 4200an kendaraan, sejak adanya kebijakan ini berangsur berkurang.

Sementara itu Kepala badan pengelola transportasi jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mengatakan, sosialisasi akan ditambah sampai akhir bulan oleh sebab masih melihat perilaku pengendara.

"Setiap sepekan kami evaluasi, kami sampaikan datanya, kalau semakin menurun, kami lakukan tindakan," kata dia.

Setelah dilakukan evaluasi dua pekan penerapan kebijakan, Bambang menilai masih dibutuhkan sosialisasi agar kebijakan ini benar-benar semua masyarakat mengetahui dan mematuhi kebijakan yang ada.

Sejak berlakunya kebijakan ganjil genap, penurunan terjadi di antaranya VC (volume capacity) menjadi 0.5. Hal itu menandakan ruas jalan tol yang lancar. Bahkan, setelah uji coba bisa menggapai 90 km/jam. Selain itu, ruas jalan nontol imbas ganjil genap juga tidak menandakan kemacetan parah. Hanya saja, bertambah volume kendaraannya.

Begitu pula dengan bus transjabodetabek premium, Bambang mengklaim, penumpang naik 40 persen. Dengan adanya bagian dari marketing, tarif bus dan tarif parking masih turun 50 persen menjadi Rp. 10 ribu untuk bus dan Rp 5 ribu untuk flat parkir sampai waktu yang belum ditentukan.

"Kami belum happy dengan pencapaian-pencapaian, nanti kami tingkatkan lagi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement