Kamis 22 Mar 2018 21:36 WIB

Prabowo Nilai Gerakan Perempuan Penting Bagi Kesejahteraan

Para penggiat sosial dari 18 negara di dunia menghadiri Wadah Global Gathering (WGG)

Prabowo Subianto
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Para penggiat sosial dari 18 negara di dunia menghadiri Wadah Global Gathering (WGG) ke-3 di Jakarta. Acara yang berlangsung sejak 21 hingga 23 Maret mendatang akan membahas tentang peran perempuan dalam mencapai tujuan global 2030.

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang hadir memberikan sambutan kunci mengatakan, perempuan mempunyai posisi strategis dalam suatu bangsa. "Secara alami perempuan selalu memberi perhatian kepada anak-anak dan keluarga. Itu yang membuat gerakan perempuan menjadi penting karena ia selalu fokus pada kesejahteraan keluarga yang artinya kesejahteraan rakyat juga terjamin," kata Prabowo.

Sementara Ketua Yayasan Wadah Titian Harapan Anie Hashim Djojohadikusumo mengatakan, Yayasan Wadah memperoleh status konsultatif khusus untuk ECOSOC–UN (Economic and Social Council – Dewan Ekonomi & Sosial PBB). Hasil pertemuan di WGG akan dilaporkan sebagai kontribusi pemikiran pada ECOSOC.

"WADAH sangat terhormat mendapat status tersebut. Untuk itu, kami memandang jauh ke depan untuk mendukung ECOSOC dalam pembahasan agenda 2030 di mana perempuan dapat berperan besar," kata Anie.

Dalam sesi pertemuan WGG akan membahas tujuan global menyangkut tidak ada Kemiskinan, bebas kelaparan, mutu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan yang baik, energi terjangkau dan bersih, dan kesetaraan gender. 15 perempuan dari berbagai negara diantaranya  India, Nepal, Bhutan, Indonesia, dan Filipina yang mempunyai pengalaman langsung dilapangan diseputar masalah kemiskinan, kelaparan, pendidikan, kesehatan dan masalah sosial

"Hanya dengan mengerti dan mendengar pengalaman mereka apa adanya serta menghargai serta memperdulikan perasaan, harapan dan impiannya, maka kita dapat memperoleh esensi dan jalan keluar yang tepat," tegasnya.

WGG ke-3 diikuti oleh lebih dari 200 peserta yang berasal dari 16 negara di dunia, seperti Bhutan, Haiti, India, Indonesia, Malaysia, Nepal, Filipina, Prancis, Amerika Serikat, Jerman, Inggris,  Korea Selatan, Lebanon, Myanmar, Singapura dan Switzerland.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement