Rabu 14 Mar 2018 21:15 WIB

Kesal Difitnah PKI, Jokowi: Kalau Ketemu Saya Gebuk

Jokowi mengaku kesal sering difitnah sebagai antek-antek PKI.

Rep: Debbie Sutrisno‎/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) didampingi Ketua MUI KH Maruf Amin (kiri), Ketua Dewan Komisioner OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Wimboh Santoso (kedua kanan) serta Ketua Bank Wakaf Mikro Tanara Syamsudin (kanan) meninjau lokasi Bank saat Peluncuran Bank Wakaf Mikro Tanara di Serang, Banten, Rabu (14/3).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) didampingi Ketua MUI KH Maruf Amin (kiri), Ketua Dewan Komisioner OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Wimboh Santoso (kedua kanan) serta Ketua Bank Wakaf Mikro Tanara Syamsudin (kanan) meninjau lokasi Bank saat Peluncuran Bank Wakaf Mikro Tanara di Serang, Banten, Rabu (14/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Dalam beberapa waktu terakhir Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu menyinggung mengenai dia yang kerap disebut sebagai antek-antek Partai Komunis Indonesia (PKI). Sebutan Jokowi sebagai PKI pun masih sering terlihat di sejumlah akun media sosial dalam dunia maya.

Kekesalan ini pun kembali dilontarkan Jokowi ketika membagikan sertifikat tanah di Alun-alun Kota Serang, Banten. Pada saat memberikan sambutan Jokowi mengatakan bahwa dia melihat masih ada akun yang memfitnahnya dan menasbihkan Jokoei sebagai PKI.

"Ada yang menyampaikan suara di medsos (media sosial), Presiden Jokowi itu PKI. Fitnah seperti itu coba," kata Jokowi, Rabu (14/3).

Jokowi menjelaskan kepada masyarakat yang hadir dalam pembagian sertifikat tersebut bahwa PKI bubar pada 1965. Sedangkan dia lahir pada 1961, sehingga tidak mungkin di umur Jokowi yang baru menginjak usia sekitar tiga tahun sudah masuk dalam anggota PKI.

"Masa ada PKI umur tiga tahun? Masa PKI balita? Ini gimana. Kadang-kadang ya jengkel tapi nyari orangnya enggak ketemu-ketemu. Awas kalau ketemu tak gebuk betul itu," ujarnya disambut tawa masyarakat.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun meminta masyarakat agar tidak ikut-ikutan menyebar berita bohong dalam hal apapun. Sebab dengan pemberitaan bohong tersebut kerap ada saja masyarakat yang mempercayainya.

Untuk itu perlu kehati-hatian terutama menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada serentak tahun ini dan pemilihan presiden tahun depan. Jangan sampai masyarakat keliru dengan banyaknya berita bohong.

"Kalau keliru yang dirugikan juga masyarakat semuanya," ujar Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement