REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Sembilan warga Cimahi dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) karena diduga terkena penyakit difteri beberapa waktu lalu. Namun, setelah hasil pemeriksaan laboratorium sebanyak delapan orang dinyatakan tidak terkena penyakit difteri.
Sementara satu orang balita, Muhammad Dicki (5) warga Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah meninggal beberapa waktu lalu.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Fitriani Manan mengatakan total sembilan orang warga Cimahi terindikasi difteri dan dirujuk ke RSHS Bandung. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan, semuanya yang dirujuk dinyatakan negatif.
"Yang positifnya cuma satu (atas nama Dicki)," ujarnya saat dihubungi via sambungan telepon, Selasa (13/2). Katanya, sejak kasus meninggalnya warga Cimahi akibat difteri, Dinas Kesehatan Kota Cimahi terus meningkatkan kewaspadaan.
Ia menuturkan, kesadaran masyarakat untuk mengecek kesehatan ke puskesmas semakin meningkat. Menurutnya, jika warga mengalami nyeri menelan maka harus segera diperiksakan mengantisipasi hal hal yang tidak diinginkan.
Menurutnya, pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang memiliki bayi 0-11 bulan harus mendapatkan tiga dosis imunisasi dasar DPT-HB-Hib pada usia dua, tiga dan empat bulan. Kemudian saat usia 18 bulan diberikan kembali satu dosis DPT-HB-Hib.
Sementara itu, bagi anak usia Sekolah Dasar (SD) kelas I, wajib mendapatkan satu dosis imunisasi. Kelas II dan V wajib mendapatkan imunisasi Td. Serta menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah dan lingkungannya masing-masing.
"Termasuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan dan minuman, makanan berimbang, bergizi asupannya," ungkapnya.