REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat Dicky Saromi, mengatakan dari hasil pantauan BPBD, Kabupaten Sukabumi menjadi daerah yang paling parah terdampak gempa Banten. Namun, saat ini kondisinya sudah tertangani dengan baik oleh pemda setempat (BPPBD dan Dinsos Kab Sukabumi) serta Baznas. Desa Sirnarasa adalah salah satu dari tiga desa di Kabupaten Sukabumi yang dilaporkan terdampak berat pada awal laporan.
"Lokasi (Desa Sirnarasa) berada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun, tiga jam dari kantor BPBD Kabupaten Sukabumi dengan medan yang berat, ujar Dicky, Kamis (25/1).
Menurut Dicky, kondisi kerusakan lebih disebabkan oleh jenis bangunan dengan konstruksi yang tidak baik dan tersebar. Sedangkan, bangunan yang kokoh di sekitarnya aman. Untuk kebutuhan logistik, saat ini yang diperlukan adalah terpal, selimut, makanan, dan dam kit. "Jumlah yang diperlukan masih dalam penghitungan terutama untuk lokasi yang terdampak. Rencana akan dikirim besok dari Bandung," katanya.
Rumah warga di Kampung Pangkalan RT 23 RW 05 Desa Padaasih, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi rusak berat akibat gempa 6,1 SR Lebak Banten Selasa (23/1).
Dicky mengatakan, verifikasi data kerusakan serentak dilakukan pada Kamis ini, terutama di Kecamatan Cikakak, Kabandungan, dan Ciemas. Ketiga ini menurut laporan adalah lokasi terdampak paling besar. Semua kondisi infrastruktur dan pelayanan publik masih aman dan dapat berjalan. "Untuk lokasi terdampak yang jauh dan sulit akses, perlu perhatian lebih," katanya
Pada kesempatan tersebut, menurut Dicky, BPBD Jabar menyampaikan bantuan Gubernur Jawa Barat kepada BPBD Kabupaten Sukabumi sebesar total bantuan Rp 418.706.980. perinciannya, alokasi Penguatan Rp 387.529.980 dan Penanganan Rp 31.177.000.
Sedangkan, untuk wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur, kata Dicky, menurut laporan Tim BPBD Jabar, dua kabupaten ini relatif kecil dampak kerusakannya, terutama di Kabupaten Cianjur. Namun, penanganannya sudah dapat dilakukan dengan baik, bahkan BPBD setempat menjamin dapat melakukan secara mandiri dengan pendanaan yang mereka miliki. "Penanganan pascabencana untuk jenis Rusak Berat, Rusak Sedang dan Rusak Ringan oleh Kab Bogor dapat diatasi secara mandiri, kata Dicky.
Menurut Dicky, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jabar bergerak cepat mengecek tiga lokasi dan kecukupan logistik dari daerah yang terkena dampak gempa Lebak paling besar. Yakni, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Sukabumi.
Gempa bumi tektonik yang terjadi di Wilayah Samudera Hindia pada Selasa (23/1) pukul 13.34 WIB berkekuatan 6,1 SR terjadi berlokasi di laut pada jarak 43 KM arah barat daya Kabupaten Lebak Provinsi Banten pada kedalaman 64 KM.
BPBD Provinsi Jabar merilis data per 24 Januari 2018 pukul 08.00 WIB menyebutkan sedikitnya 19 kota/kab di Jabar merasakan gempa. Meliputi Kab. Sukabumi, Kab. Bekasi, Kab. Bogor, Kab. Cianjur, Kab. Subang, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kab. Sumedang, Kab. Majalengka, Kab. Garut, Kab. Tasikmalaya, Kab. Ciamis, Kab. Pangandaran, Kota Sukabumi, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar.