Selasa 09 Jan 2018 16:00 WIB

Aher Sebut ORI akan Dilaksanakan di 18 Lokasi Akhir Januari

Rep: Rizky Suryarandika / Red: Dwi Murdaningsih
Antisipasi Difteri. Sejumlah pegawai Kementerian Dalam Negeri (kemendagri) dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) mengikuti vaksinasi Difteri di Kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis (28/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Antisipasi Difteri. Sejumlah pegawai Kementerian Dalam Negeri (kemendagri) dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) mengikuti vaksinasi Difteri di Kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis (28/12).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan merespons makin meluasnya penyakit difteri seiring penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) di sejumlah daerah. Salah satu upaya penanganan ialah rencana Outbreak Respons Immunitation (ORI) di 18 Kabupaten/Kota.

Pria yang akrab disapa Aher ini menargetkan ORI dapat dilakukan pada akhir Januari di 18 Kabupaten/Kota yang dimaksud. "Saat ini sedang persiapan penanganan di 2018. Obat dari pusat, koordinasinya ke Provinsi, pelaksananya Kabupaten/Kota. Ini akan dilaksanakan akhir bulan di 18 Kabupaten/Kota," katanya, Selasa (9/1).

Kemenkes: Kasus Difteri Mulai Menurun

Ia mengakui memang terdapat peningkatan daerah yang menetapkan status KLB difteri. Tak hanya pasien yang positif difteri, pasien dengan kondisi suspect difteri juga marak ditemukan.

"Dari tadinya 5 saja (yang tetapkan KLB). Karena ternyata di tempat lain ada suspect yang ditemukan,(jadi meningkat jumlah KLB-nya)," ujarnya.

Diketahui, jumlah daerah yang menetapkan status KLB difteri kian meningkat. Dari semua hanya lima daerah, kini menyusul Kabupaten Garut, Sukabumi dan Kabupaten Tasikmalaya menetapkan status tersebut. Penetapan status KLB langsung dilakukan saat ditemukan satu pasien saja positif difteri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement