REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, menilai aktivitas merokok di masyarakat sangat mengkhawatirkan. ''Penyakit katastropik pada pasien BPJS Kesehatan masih paling banyak," kata Tulus dihubungi di Jakarta, Rabu.
Penyakit katastropik merupakan penyakit yang disebabkan perilaku tidak sehat. Dan, salah satu perilaku tidak sehat yaitu aktivitas merokok.
Tulus menilai negara masih kedodoran dalam hal kesehatan publik, terutama dalam konteks preventif promotif. Ia juga menyayangkan sikap pemerintah yang tidak tegas dalam mengendalikan tembakau.
''Ironisnya, pemerintah seolah masih galau untuk menaikkan cukai rokok,'' katanya. ''Terbukti kenaikan cukai rokok hanya 10,14 persen.''
Menurut Tulus, tarif cukai rokok yang rendah itu menyebabkan harga rokok di pasaran juga sangat rendah. Sehingga, harganya masih dapat dijangkau oleh anak-anak, remaja dan masyarakat miskin.
Tulus pun mengatakan biaya pengobatan penyakit katastropik terbilang tinggi, sehingga ikut mempengaruhi keuangan BPJS Kesehatan yang mengalami "pendarahan". "Pada 2016, BPJS Kesehatan rugi Rp 9 triliun dan pada 2017 diperkirakan rugi Rp 12 triliun,'' katanya.