Selasa 19 Dec 2017 14:45 WIB

Ketika Jokowi Menyapa Dosen Pembimbing Skripsinya di UGM

Kasmujo, dosen Hasil Hutan Non-Kayu Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), dan dosen pembimbing Presiden Joko Widodo pada 1985.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Kasmujo, dosen Hasil Hutan Non-Kayu Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), dan dosen pembimbing Presiden Joko Widodo pada 1985.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Presiden Joko Widodo menyapa dosen pembimbing skripsinya saat menyelesaikan pendidikan di Jurusan Teknologi Kayu, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

"Saya sampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada bapak dosen pembimbing saya, Bapak Kasmujo," kata Presiden saat silahturahmi dengan teman seangkatan serta dosen Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta, Selasa (19/12).

Presiden sempat mengungkapkan bahwa dosennya ini sangat galak, sehingga bimbingan skripsinya sempat bolak-balik. "Beliau itu, waktu membimbing saya, seingat saya galak sekali. Saya masih ingat, tetapi sekarang bijak sekali, sudah berubah. Saya tidak tahu yang berubah saya atau Pak Kasmujo," kata Jokowi.

Presiden yang merupakan mahasiswa angkatan 1980 UGM ini juga menyampaikan terima kasihnya kepada dosen pembimbingnya karena bisa menyelesaikan skripsinya. Jokowi juga mengaku waktu mahasiswa bercita-cita menjadi pegawai Perhutani dan sempat melamar tapi gagal.

"Dulu, cita-cita saya dan kawan-kawan ingin jadi pegawai Perhutani. Saya mendaftar tidak diterima, diterimanya jadi Presiden," katanya.

Presiden mengaku kegagalannya tersebut merupakan garis dan kehendak Tuhan Yang Maha Esa yang harus dijalaninya. Dalam kesempatan ini, Jokowi juga sempat menyapa teman seangkatannya.

"Saya hormati bapak Dekan, bapak ibu sekalian yang hadir, khususnya kawan-kawanku angkatan 80 dari dulu kompak banget, tapi kompaknya kemana enggak tahu saya," kata Jokowi.

Dalam kesempatan ini, Presiden juga menyampaikan pandangannya tentang kehutanan Indonesia. "Saya setahun lalu, bertemu dengan Raja Norwegia. Beliau cerita ke saya, bahwa di Norwegia kandungan tambang banyak sekali, tetapi justru yang dikembangkan adalah sektor kehutanan," kata Presiden.

Jokowi mengungkapkan Norwegia bisa hidup menjadi negara dengan pendapatan yang sangat tinggi seperti negara-negara di Skandinavia. "Mengapa mereka bisa jadikan negara kaya dari hutan saja. Saya melihat dari hulu hingga hilir dikerjakan secara detail, yang kita tidak melalukannya," kata Jokowi.

Presiden mengatakan Indonesia harus memperbaiki pengelolaan hutan. Presiden berharap Indonesia bisa meniru negara-negara lain yang sukses mengelola hutannya untuk bisa meningkatkan pendapatan nasional.

"Kita memiliki lahan yang sangat subur sekali. Saya lihat, saya sudah terbang dari Sabang-Merauke, dari Miangas-Rote, terlalu banyak lahan yang kita terlantarkan. Padahal jika diurus benar, bisa seperti Wana Gama," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement