REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH -- Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Idrus Marham mengatakan, DPP Partai Golkar telah mengambil sejumlah keputusan usai rapat pleno pada 21 November lalu. Keputusan pertama, menunjuk dirinya sebagai Plt Ketum Golkar. Sedangkan, keputusan kedua menyangkut nasib Setya Novanto.
"Posisi Bung Setya Novanto sebagai Ketum Golkar dan Ketua DPR RI akan dibahas segera setelah ada putusan praperadilan yang diajukan di PN Jaksel," ujar Idrus di Alun-alun Tastura, Lombok Tengah, NTB, Kamis (7/12).
Idrus menjelaskan, Golkar merupakan sebuah partai yang kekuatan terbesarnya berada pada sistem dan aturan-aturan partai. Aturan ini yang menjadi pijakan sebelum membuat keputusan ke depan.
"Memang ada aspirasi yang disampaikan 31 Ketua DPD juga kita terima, semangatnya sama, semangat keputusan rapat Golkar pada 21 November sama semangatnya dengan aspirasi yang disampaikan 31 DPD," lanjut Idrus.
Idrus menambahkan, seluruh jajaran DPP Golkar akan memproses hal ini sesuai dengan aturan partai. Menurut Idrus, saat ini DPP Golkar masih melihat perkembangan dan dinamika terkait apa yang dialami Setya Novanto. Rencananya, jajaran dia bersama Ketua Harian, Bendahara Umum, dan Ketua Korbid akan menggelar pertemuan khusus pada pekan depan terkait adanya aspirasi dari DPD tentang munaslub.
"Jadi kita lihat nanti, dengan demikian minggu depan kita di DPP akan lakukan rapat atau pertemuan khusus samakan persepsi tentang langkah yang diambil ke depan terkait aspirasi yang ada. Itu perjalanan menuju munaslub ke depan," kata Idrus menambahkan.