REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kader Partai Golkar Hetifah Sjaifudian menyarankan, sebaiknya kader-kader yang berniat maju menjadi calon Ketua Umum Partai Golkar bisa berembug. Hal itu perlu dilakukan untuk menyepakati suatu susunan pimpinan Partai Golkar pasca Setya Novanto (Setnov), sehingga Munaslub bisa mencapai aklamasi dan terhindarkan adanya kubu-kubu di dalam tubuh partai.
Hetifah mencontohkan, Sekjen, Idrus Marham tetap melanjutkan tugasnya, Ketua Banggar bisa mewakili partai menjadi Ketua DPR RI. Kemudian satu- satunya kader Golkar yang menjabat Menteri menjadi ketua umum.
"Dengan tujuan komunikasi kepada Presiden menjadi lebih mudah sehingga dukungan pada pemerintahan Joko Widodo berkelanjutan," harap Hetifah, dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/12).
Sementara itu salah satu calon ketua umum yang merupakan tokoh dan kader perempuan, sebaiknya diakomodir menjadi Wakil Ketua Umum Partai Golkar. Sehingga bisa mengakselerasi keterwakilan perempuan di dalam kepengurusan partai sesuai dengan amanat Undang-undang.
Sebelumnya hasil rapat pleno Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar memutuskan menerima Sekjem Idrus Marham sebagai pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum. Adapun nasib Novanto sebagai Ketua Umum Golkar dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat menunggu hasil sidang praperadilan dalam kasus dugaan korupsi proyek Kartu Tanda Penduduk (KTP) Elektronik.
Keputusan ini dicapai di Kantor DPP Partai Golkar pada Selasa (21/11). Ketua Harian DPP Golkar Nurdin Halid selaku pimpinan rapat pleno mengatakan keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan suasana batin Novanto, para kader, dan konstituennya.