REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengingatkan para aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan pemerintah provinsi untuk terus meningkatkan kesadaran dalam berzakat.
"Meskipun hampir tiap bulan selalu terjadi peningkatan (jumlah zakat), itu mungkin banyak yang mulai sadar, tapi masih belum maksimal karena masih ada beberapa ASN yang belum bersedia menyisihkan zakat 2,5 persen dari tambahan penghasilan pegawai (TPP) tiap bulannya," katanya di Semarang, Selasa.
Hal tersebut disampaikan Ganjar di sela penyaluran zakat kepada para penyandang disabilitas di aula Masjid Agung Jawa Tengah. Politikus PDI Perjuangan itu menyebutkan pada awal pengumpulan zakat di kalangan ASN Pemprov Jateng dalam sebulan hanya terkumpul sekitar Rp 700 juta, tapi saat ini mengalami peningkatan hingga mencapai Rp 2 miliar per bulan.
"Zakat yang terkumpul dari ASN tersebut dialokasikan untuk para fakir miskin yang ada di Jateng,'' katanya. ''Jika sistem gotong royong ini bisa berjalan maksimal, maka manfaatnya akan luar biasa.''
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jateng, Farhani, mengakui bahwa zakat dan infak yang ada saat ini masih belum sebanding dengan jumlah penduduk di Jateng. Ada sebagian umat Islam yang ternyata belum paham tentang zakat dan hanya mengetahui tentang zakat fitrah. Sedangkan, zakat lain tidak diketahui.
Saat ini, Kanwil Kemenag Jateng memiliki sekitar 5.000 penyuluh agama Islam yang bertugas memahamkan dan mengamalkan ajaran Islam di antaranya kesadaran berzakat yang masih perlu terus ditingkatkan.