REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas Generasi Kritis Terbuka dan Empati (GenKTP) menggelar workshop How To Create Creative Video Content for Change untuk mengajak anak-anak muda beraksi untuk tangkal isu ekstremisme dan ujaran kebencian (hate speech). GenKTP adalah komunitas yang bergerak untuk menyebarkan konten baik dan menggunakan media sosial dengan bijak untuk anak-anak muda.
“Ini salah satu kampanye GenKTP untuk menyebarkan konten baik,” ujar Kordinator GenKTP, Sita Farahdina Zorahma, pada workshop yang digelar pada Sabtu (25/11) di Kantor Yayasan Prasasti Perdamaian (YPP). Menurutnya, saat ini problematika anak muda dan dunia digital adalah maraknya hoaks atau berita bohong, perundungan siber (cyber bullying) dan penyebaran isu ekstremisme.
Dari apa yang sudah dilakukan oleh GenKTP selama setahun ini, mereka melihat anak-anak muda banyak yang menggunakan media sosial untuk berinteraksi. Paling banyak adalah mereka yang pada rentang umur 20-25 tahun dan menggunakan Youtube serta Instagram. Meskipun demikian, konten yang dibuat masih terlalu fokus pada sisi entertainment. “Konten yang mengedukasi masih kurang,” ujar Sita.
Ditambah lagi, konten yang bermuatan negatif juga semakin banyak bermunculan. “Banyak banget yang menggunakan fake account lalu menyebarluaskan hate speech dan isu ekstremisme,” kata Sita.
Oleh karena itu, Sita bersama dengan GenKTP ingin mengajak anak-anak muda untuk membuat konten yang mengedukasi dan bertanggung jawab. Tidak hanya sekedar mengejar popularitas.
Melalui workshop yang dilakukan selama satu hari itu, GenKTP berkolaborasi dengan Miss Internet Indonesia 2017, Marsya Gusman dan Yayasan Prasasti Perdamaian (YPP). “Mereka memberikan kesadaran dan awareness tentang keadaan saat ini di media sosial,” kata Sita.
Kemudian, setelah peserta workshop mengetahui pentingnya membuat konten kreatif yang menarik dan edukatif, mereka diajak untuk beraksi. Sebelumnya, tim dari Prasasti Production, sayap kreatif dari YPP, melatih mereka untuk membuat konten-konten baik itu. Hasilnya, GenKTP akan menyebarluaskannya melalui media sosial.
Sementara itu, Direktur Capacity Building YPP, Rizky Maulana, yang juga menjadi pembicara mengatakan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari engagement YPP pada generasi muda. “Sehingga isu ekstremisme dan terorisme bisa dipahami oleh anak-anak muda,” ujarnya. Selama ini, YPP telah melakukan kampanye terkait isu ini ke anak-anak muda melalui film Jihad Selfie. Film ini telah diputar dihadapan ratusan komunitas dan lokasi.