Ahad 26 Nov 2017 10:56 WIB

Bandara Ngurah Rai Siapkan Rencana Ini Jika Harus Ditutup

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nur Aini
Otoritas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai memastikan seluruh penumpang rute internasional dan domestik yang sempat tertunda setelah erupsi ketiga Gunung Agung Sabtu (25/11) malam telah diberangkatkan Ahad (26/11) pagi.
Foto: Mutia Ramadhani/Republika
Otoritas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai memastikan seluruh penumpang rute internasional dan domestik yang sempat tertunda setelah erupsi ketiga Gunung Agung Sabtu (25/11) malam telah diberangkatkan Ahad (26/11) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Otoritas Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai menyatakan operasional bandara berjalan normal hingga Ahad (26/11). Seluruh penumpang maskapai asing yang sempat mengalami penundaan penerbangan telah diberangkatkan ke kota tujuan masing-masing.

"Sebanyak 22 penerbangan yang mengalami penundaan semalam telah diberangkatkan kembali pagi ini," kata General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Yanus Suprayogi dijumpai di kantornya, Ahad (26/11).
 
Yanus mengatakan otoritas telah menyiapkan rencana kontingensi seandainya bandara internasional tersebut ditutup. Pertama, memberi kemudahan pada penumpang melakukan beberapa kegiatan, seperti pengembalian uang tiket (refund), dan penjadwalan ulang (reschedule) penerbangan.
 
Kedua, melokalisasi kegiatan penumpang di terminal supaya semua tetap tenang dan tidak panik. Ini dikondisikan di titik-titik check in, ruang tunggu, dan jalan menuju terminal. "Kami memperlakukannya dalam kondisi emergency supaya ditangani dengan baik," kata Yanus.
 
Ketiga, menyediakan fasilitas makanan dan minuman untuk calon penumpang. Keempat, Angkasa Pura bekerja sama dengan pemerintah Provinsi Bali setidaknya menyiapkan 300 bus gratis untuk moda transportasi menuju terminal bus terdekat bagi yang ingin melanjutkan perjalanan darat menuju bandara alternatif.
 
Sebanyak 22 penerbangan dari dan menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ditunda menyusul letusan freatik kedua Gunung Agung yang terjadi Sabtu (25/11) petang sekitar pukul 17.20 WITA. Jumlah tersebut terdiri dari delapan rute kedatangan internasional, 13 rute keberangkatan internasional, dan satu penerbangan domestik.
 
Badan Geologi dan Mitigasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menaikkan notifikasi Volcano Observatory Notice for Avition (VONA) dari oranye menjadi merah. VONA merah berarti lontaran abu vulkanik dari Gunung Agung sudah lebih dari seribu kaki. Secara teori, kode merah berarti bandara ditutup. Namun, otoritas mengatakan itu bergantung ke kekuatan erupsi dan arah angin yang saat ini masih normal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement