Kamis 16 Nov 2017 21:43 WIB

Ngurah Rai Diabadikan Jadi Nama Kapal Perang

Dua orang prajurit TNI AL mengamati Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). Ilustrasi
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Dua orang prajurit TNI AL mengamati Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pahlawan asal Bali I Gusti Ngurah Rai kembali diabadikan menjadi nama salah satu kapal perang Republik Indonesia, yakni KRI I Gusti Ngurah Rai-332 (GNR-332), yang langsung memperkuat poros maritim Indonesia di Pulau Dewata dan sekitarnya.

"Pengukuhan KRI GNR-332 rencananya digelar pada 30 Desember 2017, dengan terlebih dahulu diupacarai pemlaspasan secara adat Bali dan diharapkan dihadiri langsung oleh Gubernur Bali," kata Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Denpasar Letkol Laut (P) Gusti Bagus Tapayasa di Denpasar, Kamis (16/11).

Saat beraudiensi dengan Gubernur Bali, ia mengemukakan kecanggihan yang dimiliki KRI tersebut, diantaranya memiliki panjang 105,11 meter, lebar 14,02 meter dan berbobot 3.216 ton, dengan kecepatan maksimal mencapai 28 knot serta mampu menampung lebih dari 100 orang kru.

Tak hanya itu, KRI GNR-332 juga mampu melakukan perang di empat matra sekaligus, yakni perang permukaan sesama kapal perang, perang bawah air melawan kapal selam, perang udara pesawat tempur dan perang elektronika.

Selain itu, kapal ini juga mampu membajak sistem persenjataan dan kendali dari kapal perang musuh. Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyampaikan apresiasi karena penggunaan nama Ngurah Rai tersebut merupakan penghargaan kepada pahlawan asal Bali.

Dalam makna yang lebih luas, Pastika mengharapkan para prajurit dan juga Danlanal yang seorang putra Bali agar meneladani semangat para pahlawan seperti I Gusti Ngurah Rai agar bisa meningkatkan daya saing pada kesatuannya masing-masing.

Dengan demikian, bisa berguna bagi nusa dan bangsa maupun mengabdikan dirinya bagi daerah kelahiran. "Seperti apa yang sudah dilakukan para pahlawan kita, para generasi muda yang saat ini bergelut di dunia TNI harus bisa maju, harus hebat secara kualitas, harus berani tampil, harus seimbang kemampuan dan ketrampilannya," ujarnya.

Pastika menambahkan, kalau ingin maju harus mengubah pola pikir yang misalnya tidak berani tampil, sekarang harus berani tampil. Karena jika ingin dilihat harus berani tampil, jika ingin didengar harus berani ngomong.

Dia juga menceritakan pengalamannya semasih aktif di kepolisian, yang diharapkan bisa menjadi cerminan dalam melaksanakan tugas bagi para prajurit aktif. Pada kesempatan itu, Gubernur Pastika hadir dengan didampingi Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra dan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Bali I Gede Putu Jaya Suartama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement