Sabtu 28 Oct 2017 05:30 WIB

Ini Kesulitan Polri Identifikasi Korban Kebakaran Gudang Kembang Api

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Bayu Hermawan
Polisi memindahkan kantong-kantong jenazah ke atas ambulans di lokasi kebakaran Gudang Kosambi, Tangerang
Foto: Muhammad Iqbal/Antara/Reuters
Polisi memindahkan kantong-kantong jenazah ke atas ambulans di lokasi kebakaran Gudang Kosambi, Tangerang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Instalasi Forensik RS Polri R.S Sukanto Kramat Jati, Kombes Edi Purnomo mengakui sulitnya proses identifikasi jenazah korban kebakaran gudang kembang api di Kosambi, Tangerang. Ia meminta semua pihak bersabar karena tim forensik kemungkinan membutuhkan waktu lama untuk melakukan identifikasi.

"kesulitannya sangat tinggi, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama," ujar Edi Purnomo, Jumat (27/10).

Edi melanjutkan, tim forensik berharap bisa melakukan identifikasi jenazah dari data gigi korban. Namun, karena banyak yang tidak mempunyai data rekam gigi, serta banyaknya pekerja pabrik yang berasal dari luar wilayah Tangerang, maka tim forensik juga butuh mencocokan DNA.

Hal kedua yang menyulitkan proses identifikasi adalah tidak adanya data karyawan dari pemilik gudang. Pihak kepolisian sudah meminta namun tidak mendapatkan data lengkap siapa saja karyawan yang bekerja di gudang tersebut.

Untuk itu, Edi meminta bagi keluarga yang melaporkan keluarganya yang hilang di posko < i >ante mortem< /i > agar membawa berkas-berkas pendukung yang bisa memudahkan identifikasi. Berkas tersebut bisa berupa Ijazah, Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), foto, rekam medik, rekam gigi.

"Yang dibawa keluarga terdekat, itu yang pasti. Contoh keluarga terdekat misalnya anak, bapak, ibu. Terus semua kelengkapannya dibawa seperti ijazah, KTP, KK, rekam medik, rekam gigi kalau ada, foto-foto," ujar Edi.

Edi kemudian melanjutkan saat ini pihak forensik baru memeriksa 20 kantong jenazah. Dari 20 kantong tersebut, ada beberapa yang diidentifikasi berusia dibawah 18 tahun. Namun hal tersebut masih belum bisa dipastikan lebih lanjut karena masih ada 27 kantong lagi yang belum diidentifikasi.

"Ada (jenazah anak dibawah 18 tahun). Kita baru 20 kantong jenazah (identifikasi), 20 itu < i >kan< /i > belum separuh dari 47 kantong jenazah. Kalau kita ngomong ini ya belum bisa juga. Bisa aja disini isinya 15 dibawah umur kita buka yang 20 selanjutnya diatas (umurnya)," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement