Rabu 18 Oct 2017 01:25 WIB

Jokowi: Keberagaman Indonesia Jadi Contoh Negara Lain

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus Yulianto
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Persatuan di antara masyarakat yang majemuk di Indonesia menjadi contoh bagi negara lain. Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara rakornas pondok pesantren Muhammadiyah di Ponpes Darul Arqam Muhammadiyah, Kabupaten Garut.

"Kita ini dijadikan contoh lho. (Negara lain) Ingin melihat Indonesia," kata Presiden saat memberikan sambutannya di Ponpes Darul Arqam Muhammadiyah, Selasa (17/10).

Presiden menceritakan perpecahan yang terjadi di Afghanistan akibat konflik selama puluhan tahun yang tak kunjung selesai. Kepada Jokowi, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani berpesan agar berhati-hati dalam menjaga kerukunan dan persatuan bangsa Indonesia.

"Hati-hati negaramu dengan 715 suku bukan sesuatu yang gampang. Menjaganya tidak mudah. Hati-hati apabila ada gesekan kecil antar individu, antarkampung segera selesaikan jangan ditunda-tunda," kata Jokowi menyampaikan pesan Presiden Afghanistan.

Presiden Afghanistan mengatakan, di negaranya hanya terdapat tujuh suku. Namun, akibat pertikaian dua suku yang tak terselesaikan, hingga kini Afghanistan pun masih berkonflik dan terpecah.

Bahkan, kelompok-kelompok yang ada di Afghanistan pun pecah menjadi 40 kelompok. Jokowi mengatakan, ulama dan pimpinan dari 40 kelompok di Afghanistan itu akan berkunjung ke Indonesia pada Desember nanti.

Mereka akan melihat dan belajar kemajemukan dan kerukunan masyarakat Indonesia. Presiden Afghanistan pun meminta Presiden Jokowi untuk menunjukan sejumlah tempat yang dapat mewakili persatuan dan kebhinekaan Indonesia. "Belum saya putuskan akan saya ajak ke mana. Inilah yang dilihat negara luar terhadap Indonesia," kata Presiden.

Karena itu, ia pun meminta, agar masyarakat bersama-sama menjaga kerukunan dan persatuan serta tak menciptakan kegaduhan. "Jadi kalau di negara kita sendiri masih sering gaduh, ricuh sendiri, orang luar lihat ternyata di Indonesia juga sama saja," ucap Presiden.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement