Sabtu 14 Oct 2017 06:55 WIB

Vaksinisasi MR di Provinsi Banten Terganggu Kabar Hoaks

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bayu Hermawan
Petugas kesehatan memberikan vaksin Measles Rubella (MR) (ilustrasi)
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Petugas kesehatan memberikan vaksin Measles Rubella (MR) (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CILEDUG -- Salah satu penyebab lambatnya Provinsi Banten dalam mencapai target 95 persen melaksanakan vaksin Measles Rubella (MR) diduga karena adanya hoaks atau berita bohong terhadap vaksin MR tersebut. Salah satu kabar hoaks yang beredar adalah vaksin MR bisa menyebabkan autisme pada anak.

"Dari satu pihak isu ini, belum selesai timbul lagi isu yang lain, isu hoax ini yang mungkin di sebagian masyarakat itu ada yang terpengaru," kata Health Specialist Unicef Sugiarto, Jumat (13/10).

Salah satu contoh hoax yang berkembang di masyarakat adalah dampak vaksin MR yang bisa menyebabkan autisme, hingga menyebabkan kematian. Menurut Sugiarto, hal itu tidak sama sekali benar. Selain itu, isu halal dan haramnya vaksin MR tersebut juga kerap menjadi penyebab masyarakat bimbang membawa anaknya untuk diimunisasi MR.

"Semua masih dalam proses oleh Kementrian Kesehatan, oleh pihak produsen, bekerjasama dengan pihak produsen, dan MUI, sejauh ini proses sudah dimulai, tapi saya tidak tahu sampai sejauh mana prosesnya," katanya.

Sejauh ini, Provinsi Banten baru mencapai 94 persen. Provinsi Banten tertinggal dibanding provinsi lain di Pulau Jawa yang sudah mencapai 95 persen ke atas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement