REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sukabumi mencatat pada rentang waktu Januari-Agustus 2017 terdapat 88 kasus HIV baru. Kasus baru ini telah mendapatkan penanganan KPA bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukabumi.
Total temuan kasus baru HIV pada Januari-Agustus 2017 sebanyak 88 kasus, terang Sekretaris KPA Kabupaten Sukabumi Asep Suherman kepada Republika, Kamis (21/9). Puluhan kasus ini kata dia didasarkan laporan dan penanganan penderita HIV-AIDS di sejumlah puskesmas dan rumah sakit yang ada di Sukabumi.
Menurut Asep, jumlah kasus ini hampir menyamai total keseluruhan kasus HIV baru pada 2016 lalu yang mencapai 100 kasus. Pada 2017 ini lanjut dia kasus yang tercatat baru sampai Agustus. Sementara total kasus HIV-AIDS dari 2004 hingga 2016 lalu mencapai sebanya 490 kasus.
Masih adanya kasus HIV baru ini kata Asep memerlukan perhatian khusus dari semua pihak terkait. Oleh karena itu sambung dia KPA mengajak petugas dan relawan untuk bekerja lebih keras lagi dalam penanganan dan pencegahan HIV-AIDS.
Selain itu kata Asep, kampanye dan sosialisasi pencegahan dan penanganan HIV-AIDS terus digiatkan. Harapannya kata dia kasus baru HIV bisa ditekan dan bahkan tidak ada kasus baru yang muncul di Sukabumi.
Di sisi lain, puluhan orang dengan HIV-AIDS (ODHA) di Kabupaten Sukabumi mendapatkan bantuan usaha ekonomi produktif (UEP) dari Kementerian Sosial (Kemensos). Pemberian bantuan ini dilakukan agar para penderita HIV-AIDS bisa bangkit dan mandiri.
Penyaluran bantuan UEP ini difasilitasi oleh Yayasan Sinar yang fokus pada kelompok dukungan sebaya (KDS) yang positif HIV-AIDS dan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sukabumi. "Sebanyak 25 orang ODHA yang berasal dari Kabupaten Sukabumi mendapatkan bantuan UEP," ujar Asep.
Selain dari Sukabumi, penerima bantuan juga berasal dari daerah lain di Jabar seperi Bandung sebanyak 10 orang, Cianjur 10 orang, dan Bogor lima orang. Diterangkan Asep, para penderita HIV-AIDS ini mendapatkan bantuan usaha ekonomi produktif sebesar Rp 4 juta per orangnya. Para penerima bantuan ini lanjut dia sebelumnya harus sudah punya usaha dan tinggal mengembangkan kegiatannya tersebut.
Selain itu kata dia para penerima bantuan juga disurvei kelayakannya oleh petugas. Nantinya lanjut Asep, para ODHA akan membuat nomor rekening sendiri di bank untuk proses penyaluran bantuan. Dia menerangkan rata-rata ODHA yang menerima bantuan berjualan sembako.
Upaya pencegahan penyebaran HIV juga dilakukan KPA Kota Sukabumi yang menggiatkan penyuluhan dan kampanye ke pelajar di sekolah. Terakhir, KPA mendatangi SMA 3 Sukabumi untuk mengampanyekan bahaya HIV-AIDS pada Selasa (19/9). Pencegahan terutama dilakukan kepada pelajar yang rentan terkena HIV-AIDS, imbuh Sekretaris KPA Kota Sukabumi Fifi Kusumajaya.
Advertisement