Senin 11 Sep 2017 15:55 WIB

MPKU PP Muhammadiyah Tingkatkan Kerja Sama dengan Taiwan

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Gita Amanda
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Foto: Republika.
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dibuka kantor TIHEC (Taiwan Indonesia Healthcare Education Center). Sehingga diharapkan seluruh rumah sakit maupun pendidikan tinggi di bidang kesehatan apabila akan bekerjasama dengan NTUNHC (National Taipei University of Nursing and Health Sciiences) bisa datang ke sini.

"Sekarang baru PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang bekerjasama dengan NTUNHC. Karena itu untuk memperluas jaringan dan biar semua rumah sakit Muhammadiyah di seluruh Indonesia bisa bekerjasama dengan NTUNHC, maka kerjasama ini ditingkatkan ke Pusat," kata Bendahara Majelis Pembina Kesehatan Umat (MPKU) MPKU PP Muhammadiyah Dirwan Suryo Soularto dalam jumpa pers, di Gedung Administrasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta “Sudja”, Senin (11/9).

Apabila seluruh rumah sakit Muhammdiyah dan jejaringnya akan bekerjasama dengan NTUNHC tidak perlu melakukan MoU sendiri-sendiri, melainkan cukup datang ke TIHEC yang ada di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Selanjutnya Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Joko Murdiyanto mengatakan kerja sama pemerintah Indonesia dengan NTUNHC sudah 10 tahun yang lalu.

Harapannya kerja sama untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan ini bisa meluas tidak hanya dengan rumah sakit dan perguruan tinggi Muhammadiyah di Yogyakarta melainkan ke seluruh Indonesia. Apalagi Muhammadiyah memiliki sekitar 105 rumah sakit, 176 perguruan tinggi, 42 universtias, 10 fakultas kedokteran, 36 progtam studi keperawatan, dan lain-lain, kata Joko, yang juga dan Anggota Majelis Dikti Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah ini.

Rencananya dalam waktu dekat sekitar 20-30 tenaga dari RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Gamping dan Bantul ditraining pelayanan kesehatan, budaya dan bahasa Taiwan. di Taiwan. Setelah kembali ke Indonesia mereka melakukan trainingkepada calon perawat yang bisa dikirim ke sana. Di Taiwan peluang kerja khususnya perawat sangat menjanjikan, terutama untuk perawat lanjut usia, kata Joko.

Selanjutnya President NTUNHS (National Taipei University of Nursing and Health Sciiences) atau Principle TIHEC (Taiwan Indonesia Healthcare Education Center) Prof Hsieh Nan Chen mengatakan NTUNHS sudah bekerjasama dengan pemerintah Indonesia sejak 10 tahun yang lalu dan sudah melahirkan sekitar 200 lulusan di bidang pelayanan kesehatan.

"Sekarang mulai bekerjasama dengan Muhammadiyah dalam bidang pertukaran tenaga untuk bidang manajemen, pendidikan dan pelayanan kesehatan. Kami berharap terjadi peningkatan kerjasama dan diharapkan berkembang ke universitas dan rumah sakit lain selain Muhammadiyah," katanya.

Ia mengatakan dri Taiwan selain dari Indonesia akan dikirim ke Taiwan, dari Taiwan akan mengirimkan tenaga pendidik ke Indonesia yang profesional. Jadi diharapkan tidak hanya terjadi peningkatan kuantitas, melainkan juga kualitas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement