Selasa 05 Sep 2017 14:55 WIB

Said Aqil: Presiden Jokowi Bisa Panggil Dubes Myanmar

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
 Presiden Joko WIdodo (kiri) makan siang bersama Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (11/1).
Foto: Republika/ Wihdan
Presiden Joko WIdodo (kiri) makan siang bersama Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (11/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengutus Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk berkunjung ke Myanmar dan Bangladesh terkait tragedi kemanusiaan Rohingya. Namun, jika misi Menlu Retno di Myanmar untuk menghentikan kekerasan terhadap Rohingya gagal, maka Presiden akan memanggil Duta Besar Myanmar untuk Indonesia ke Istana.

“Menlu juga sedang ke Bangladesh, agar perbatasan Bangladesh dibuka lebar-lebar untuk para pengungsi. Coba dulu, kalau sampai tidak didengar, misi yang dibawa Bu Retno ini, barangkali Dubes Myanmar bisa dipanggil. Sampai situ dulu, enggak sampai jauh,” jelas Said Aqil usai bertemu Presiden di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/9).

Kunjungan Menlu ke Myanmar dan Bangladesh dilakukan untuk membawa misi kemanusiaan mengakhiri kekerasan terhadap etnis minoritas Rohingya. Menlu juga berupaya agar Bangladesh membuka akses pintu masuk perbatasan sehingga warga Rohingya yang mengungsi dapat masuk ke negara itu.

Kyai Said pun menyampaikan, pemerintah tak akan menggunakan diplomasi militer dalam mendorong penyelesaian tragedi kemanusiaan di Myanmar. “Ya enggak. Saya rasa diplomasi militer enggak ada. Kalau sampai misi Bu Retno ini tidak didengar, atau belum ada hasilnya, bahkan semakin parah, maka Presiden akan mengundang Dubes Myanmar,” ujarnya.

Kepada Said Aqil, Presiden pun meminta agar PBNU mendukung sikap dan langkah pemerintah menyikapi kekerasan yang terjadi di Rakhine Myanmar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement