Selasa 22 Aug 2017 13:30 WIB

Politisi Gerindra: PT 20 Persen Sangat tak Rasional

Rep: Singgih Wiryono/ Red: Andi Nur Aminah
Anggota DPR RI Azikin Solthan
Foto: Facebook
Anggota DPR RI Azikin Solthan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi Gerindra, Azikin Solthan menilai Presidential Threshold (PT) 20 Persen yang akan diterapkan sebagai syarat Pilpres 2019 sangat tidak rasional. Sebab, kata dia, penggunaan persentase perolehan suara justru diambil pada hasil Pemilu 2014 .

"Kalau secara logika, bahwa kondisi sangat tidak rasional kita menggunakan persentase 2014 dengan 2019. Itu kan barang sudah expired, itu konyol namanya," ujar dia saat ditemui di Komplek Parlemen Senayan, Selasa (22/8).

Anggota Komisi II DPR-RI juga mengatakan, tidak rasional menggunakan perolehan suara di tahun 2014 sebagai tolok ukur. Sebab, menurut dia, bisa jadi si pemilik suara sudah memilih pilihan lain atau meninggal dunia. Suara 2014, lanjut dia, tidak bisa mempresentasikan persentase suara terbaru. "Mungkin orang yang sudah memilih 2014, 2019-nya mungkin tak ada lagi karena mungkin sudah meninggal, lha iya ini konyol," kata dia.

Selain itu, lanjut Azikin, kekonyolan PT 20 Persen terlihat dari memaksakan kondisi yang sama dengan Pemilu 2014 silam. Padahal, kata dia, Pemilu 2019 akan berbeda dan dilaksanakan secara serentak. "Bersamaan dengan pileg dan presiden. kalau dulu kan pileg dulu baru presiden, sehingga ada jeda waktu, jeda waktu inilah yang kita menggunakan presentasi DPR," ujar dia mengakhiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement