REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Rencana penerapan ganjil-genap di jalur Tol Jakarta-Cikampek banyak menuai kritikan dari berbagai kalangan. Selain warga masyarakat, pemerintah Kota Bekasi juga mengkritik keras kebijakan itu.
Wali Kota Bekasi Rahmat Efendi menilai penerapan ganjil-genap di jalur Tol Jakarta-Cikampek tidak efektif mengatasi kemacetan, karena akan menambah kemacetan di ruas jalan alternatif dan arteri.
"Ganjil genap jika di terapkan dampaknya akan macet di jalan arteri Kota Bekasi," katanya kepada Republika.co.id, Selasa, (22/8).
Ramhmat meminta Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mencari cara lain untuk mengatasi kemacetan di jalur tol dengan tidak membuat kebijakan yang membuat susah juta warga Jabodetabek. "Kebijakan ini tentunya bakal menimbulkan ketidakpuasan terhadap pelayanan pemerintah," ujarnya.
Seharusnya, kata Rahma, jika BPJT akan menerapkan system ganjil-genap di jalur tol, terlebih dahulu melakukan kajian. Hal ini agar kebijakan BPTJ itu tidak malah merugikan banyak pihak dalam melakukan aktivitas sehari-harinya. "Jika ingin menerapkan kebijakan tersebut apa tidak dikaji seluruh pelayanan di ruas-ruas jalan tol, dan petugasnya. Kasihan rakyat," katanya.
Rahmat mengaku secara resmi belum mendapat undangan dari BPTJ terkait akan diberlakukannya ganjil genap di jalur tol. Untuk itu ia akan menunggu BPTJ kordinasi dengan pemkot terkait kebijakannya. "Tetapi secara resmi seharusnya ada permohonan dari BPJT ke Pemkot. Kita tunggu saja koordinasinya," katanya.