Selasa 22 Aug 2017 12:22 WIB

Pemkot Bekasi Tolak Penerapan Sistem Ganjil Genap di Tol

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nur Aini
engendara melintas di samping area pembangunan jalur kereta api ringan (LRT) dan jalan tol layang Jakarta-Cikampek II, di ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek, di Bekasi, Jawa Barat (ilustrasi).
Foto: ANTARA
engendara melintas di samping area pembangunan jalur kereta api ringan (LRT) dan jalan tol layang Jakarta-Cikampek II, di ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek, di Bekasi, Jawa Barat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Rencana penerapan ganjil-genap di jalur Tol Jakarta-Cikampek banyak menuai kritikan dari berbagai kalangan. Selain warga masyarakat, pemerintah Kota Bekasi juga mengkritik keras kebijakan itu.

Wali Kota Bekasi Rahmat Efendi menilai penerapan ganjil-genap di jalur Tol Jakarta-Cikampek tidak efektif mengatasi kemacetan, karena akan menambah kemacetan di ruas jalan alternatif dan arteri.

"Ganjil genap jika di terapkan dampaknya akan macet di jalan arteri Kota Bekasi," katanya kepada Republika.co.id, Selasa, (22/8).

Ramhmat meminta Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mencari cara lain untuk mengatasi kemacetan di jalur tol dengan tidak membuat kebijakan yang membuat susah juta warga Jabodetabek. "Kebijakan ini tentunya bakal menimbulkan ketidakpuasan terhadap pelayanan pemerintah," ujarnya.

Seharusnya, kata Rahma,  jika BPJT akan menerapkan system ganjil-genap di jalur tol, terlebih dahulu melakukan kajian. Hal ini agar kebijakan BPTJ itu tidak malah merugikan banyak pihak dalam melakukan aktivitas sehari-harinya. "Jika ingin menerapkan kebijakan tersebut apa tidak dikaji seluruh pelayanan di ruas-ruas jalan tol, dan petugasnya. Kasihan rakyat," katanya.

Rahmat mengaku secara resmi belum mendapat undangan dari BPTJ terkait akan diberlakukannya ganjil genap di jalur tol. Untuk itu ia akan menunggu BPTJ kordinasi dengan pemkot terkait kebijakannya. "Tetapi secara resmi seharusnya ada permohonan dari BPJT ke Pemkot. Kita tunggu saja koordinasinya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement