Senin 14 Aug 2017 18:52 WIB

Usai Pemeriksaan, Novel Sampaikan Kekecewaannya

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan
Foto: Ist
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemeriksaan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan, yang menjadi korban penyerangan dengan air keras selesai pada Senin (14/8) hari ini pukul 17:00 waktu Singapura. Usai pemeriksaan, Novel memberikan keterangan tambahan terkait kekecewaannya terhadap proses penyidikan. 

Melalui keterangan pers yang diterima Republika, Senin, Tim Advokasi Novel Baswedan yang diwakili Alghiffari Aqsa menyatakan, Novel kecewa karena saksi-saksi kunci dipublikasi oleh polisi. "Seharusnya, polisi melindungi dan menjaga para saksi kunci, supaya memberi keterangan dengan baik dan secara aman," kata Aqsa menirukan Novel dalam keterangan tertulis itu. 

Novel menilai penyidik sebelumnya terburu-buru membuat kesimpulan sendiri dan mempublikasikan kesimpulan tersebut sehingga timbul kesan menutupi pihak-pihak tertentu. “Hal ini terkait orang yang memata-matai saya di depan rumahnya, yang polisi sebut sebagai mata elang. Padahal banyak orang menceritakan tidak demikian dan di antara orang tersebut ada yang berupaya masuk ke rumah saya dengan berpura-pura ingin membeli gamis laki-laki,” kata Novel, ditirukan Aqsa. 

Novel juga kecewa dengan tidak diketemukannya sidik jari pada cangkir yang digunakan untuk menyiram air keras. Padahal sidik jari tersebut seharusnya menjadi bukti penting. Novel juga memandang penyidik sebelumnya menjaga jarak dengan keluarganya dengan tidak memberikan SP2HP ke keluarga.

"Saya pernah diberitahu oleh anggota Densus 88 yang melakukan investigasi dan menemukan indikasi pelaku," lanjut dia.

Foto orang yang diduga pelaku tersebut dikirimkan kepada Novel. Setelah menerimanya, Novel mengirimkan foto tersebut ke adiknya untuk diperlihatkan kepada orang di sekitar kejadian, apakah mereka mengenali foto tersebut. Hasilnya, banyak orang yang mengenali foto tersebut dan mereka meyakini orang tersebut sebagai pelaku pengintai atau eksekutor. Foto tersebut kemudian diberikan kepada Kapolda Metro Jaya dan Dirkrimum Polda Metro Jaya.  

Novel diserang dua orang bersepeda motor dengan air keras ketika dalam perjalanan pulang setelah menunaikan Shalat Subuh dari masjid dekat rumahnya pada Selasa (11/4). Novel adalah salah satu penyidik senior KPK yang antara lain menangani kasus korupsi dalam pengadaan KTP-elektronik (KTP-e). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement