Ahad 13 Aug 2017 22:16 WIB

Guru BK di Sukabumi Didorong Sosialisasikan Bahaya HIV/AIDS

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Karta Raharja Ucu
Peduli HIV/AIDS
Foto: Antara
Peduli HIV/AIDS

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Para guru bimbingan konseling (BK) di sekolah-sekolah Kota Sukabumi didorong proaktif sosialisasikan bahaya HIV/AIDS. Langkah ini diambil menyusul rawannya penyebaran penyakit tersebut kepada kalangan pelajar baik SMA maupun SMP.

"Kami minta para guru BK untuk lebih aktif dalam memberikan sosialisasi dan pengertian terkait bahaya penyakit HIV/AIDS," ujar Wakil Wali Kota Sukabumi sekaligus Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi, Achmad Fahmi kepada wartawan, Ahad (13/8).

Tindakan ini, kata dia melanjutkan, sebagai respon pemerintah dan KPA dalam menanggapi meningkatnya jumlah penderita HIV-AIDS dari usia produktif (15-24 tahun) di Kota Sukabumi. Pelibatan guru BK di sekolah kata Fahmi diawali dengan kegiatan lokakarya guru BK se-Kota Sukabumi dalam menanggulangi kenakalan remaja dan HIV-AIDS di lingkungan sekolah yang digelar akhir pekan lalu. Menurut dia upaya pencegahan terhadap kenakalan remaja terutama karena kasus pergaulan bebas yang dapat bisa berakibat terhadap kemungkinan terjangkitnya penyakut HIV-AIDS.

Sebenarnya, ungkap Fahmi, upaya ini akan sangat efektif bila dilakukan mulai dari lingkungan keluarga. Pasalnya kata dia pencegahan dari keluarga khususnya terhadap pengaruh negatif tetap berada di lingkungan keluarga. Hal ini dikarenakan waktu di sekolah sangat terbatas.

Namun diakui Fahmi seringkali orang tua masih menganggap pendidikan moral menjadi tanggung jawab sekolah. Sehingga lanjut dia KPA berupaya melakukan sejumlah upaya dalam berbagai kesempatan khususnya sosialisasi tentang bahaya penyakit HIV/AIDS ke kalangan peserta didik.

"Penyakit seksual, terutama HIV dan AIDS maupun narkotika merupakan persoalan yang serius dan berbahaya," imbuh Fahmi. Makanya sambung dia KPA gencar untuk memberikan sosialisasi ke sekolah supaya membentengi peserta didiknya.

Ditambahkan Fahmi, upaya untuk membentengi siswa dari perilaku negatif juga telah dilakukan melalui materi yang pelajaran dalam kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun ini. Dalam kurikulum baru itu terang dia jelas disebutkan pendidikan karakter dan budi pekerti sangat ditekankan.

Sementara data dari Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, dalam tiga tahun terakhir tercatat sekitar 65 persen dari total penderita HIV/AIDS di Kota Sukabumi merupakan usia produktif. Adapun hingga semester awal tahun ini, jumlahnya sudah mencapai 21 persen dari total 66 kasus baru yang ditemukan sampai Juni 2017.

Fahmi menuturkan, untuk menanggulangi penyebaran penyakit tersebut di kalangan usia produktif, KPA gencar melakukan sosialisasi bahaya penyakit tersebut ke sekolah-sekolah. Bahkan KPA juga akan mengagendakan untuk pertemuan dengan kepala sekolah menindaklanjuti pertemuaan ini.

Di Kota Sukabumi ungkap Fahmi yang terjangkit HIV/AIDS terbilang tinggi. Namun di 2017 sudah menurun dibandingkan tahun lalu. Penurunan ini kata dia salah satunya katena Pemkot Sukabumi melalui KPA sering menggelar sosialisasi baik ke populasi kunci maupun Populasi Umum atau masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement