Selasa 25 Jul 2017 15:13 WIB

Enggan Temui Menpora, Adhyaksa: Saya Tunggu Undangan Dia

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nur Aini
Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Kwartir Nasional Adhyaksa Dault akan menunggu "undangan" Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi yang meminta agar dirinya datang menghadap untuk mengklarifikasi terkait keterlibatannya pada Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Adhyaksa mengatakan tidak akan datang menghadap Menpora Imam Nahrawi jika tak diminta.

"Ngapain, saya kan tunggu dia, kalau dia minta datang ya datang. Kalau tidak ya ngapain juga," tutur dia kepada Republika.co.id, Selasa (25/7).

Bagi Adhyaksa, surat klarifikasi atas tuduhan yang diterimanya, telah disampaikan ke Menpora tiga pekan yang lalu. Klarifikasi juga disampaikan ke Presiden, Wakil Presiden, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).

"Saya sudah bikin surat klarifikasi ke dia, kan dia sudah terima klarifikasinya, sudah tiga pekan lalu saya kirim, sudah baca, terus dia bilang 'Saya minta klarifikasi, mau panggil dia langsung'," ungkap Adhyaksa.

"Saya mengerti, beliau pejabat tinggi negara, beliau orang hebat, orang besar, jadi kan beliau merasa tidak dilaporkan secara langsung. Kami siap menghadap, tapi jangan ngomong di media massa bahwa ada keterlibatan Adhyaksa, orang saya cuma datang doang kok pada 2013, gimana," ujarnya.

Kalau anggaran kepramukaan itu betul-betul tidak cair, kata Adhyaksa, dia akan tetap berusaha mencari dana dari pihak lain agar kegiatan pramuka dapat berjalan. Alternatifnya, yakni dengan mencari dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan pelat merah atau perusahaan swasta.

"Kalau (anggarannya) nggak keluar juga, mungkin kita cari dari CSR, melapor ke Presiden atau Wapres, minta dari BUMN-BUMN, dan swasta, kan bisa," ucap dia.

Adhyaksa juga mengungkapkan rencananya membangun sentra usaha bisnis pramuka di sebidang tanah di daerah Depok. Rencana tersebut penting supaya pramuka tidak tergantung pada dana pemerintah seperti yang terjadi saat ini.

"Kita akan berusaha, maju terus, nggak ada urusan kita. Maka kita sekarang ini, kita terbuka juga pikiran kita untuk membangun tanah di Depok, supaya daerah itu menjadi sentra usaha bisnis pramuka supaya tidak tergantung seperti ini," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement