Jumat 21 Jul 2017 20:10 WIB

BPBD Salurkan Air Bersih ke Beberapa Wilayah di Jawa Barat

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Qommarria Rostanti
Ilustrasi Kemarau
Foto: Foto : MgRol_94
Ilustrasi Kemarau

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Musim kemarau yang berlangsung beberapa pekan menyebabkan persoalan air bersih di beberapa wilayah di Kabupaten Cilacap dan Banyumas, Jawa Barat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di kedua wilayah tersebut, sejak beberapa waktu lalu sudah mulai memasok air bersih.

Kepala BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy, mengatakan sejauh ini ada beberapa desa di dua kecamatan yang beberapa waktu lalu mengajukan permohonan pemasokan air bersih, yakni di Kecamatan Bantarsari dan Kecamatan Kawunganten. Menurut dia, desa-desa yang membutuhkan pasokan air bersih pada kemarau tahun ini tidak akan sebanyak tahun lalu.

Pasalnya, pada musim kemarau ini hujan terkadang masih turun. Selain itu kemarau juga diperkirakan tidak akan berlangsung lama. 'Berdasarkan informasi dari BMKG, musim kemarau tahun ini merupakan jenis kemarau normal. "Berbeda dengan musim kemarau panjang pada 2015 dan musim kemarau basah 2016 lalu sehingga hujan diperkirakan sudah akan turun lagi pada November 2017,'' jelasnya, Jumat (21/7). 

Apabila warga membutuhkan pasokan air bersih maka BPBD Cilacap sudah siap memasok. Terutama untuk daerah-daerah yang selama ini sering menjadi langganan kekeringan, seperti desa di wilayah Kecamatan Kawunganten dan Bantarsari.

Sejauh ini di wilayah Kabupaten Banyumas sudah tiga desa yang meminta pasokan air bersih pada BPBD setempat. Ketiga desa tersebut yakni Desa Kalitapen Kecamatan Purwojati, Kelurahan Pasir Kidul Kecamatan Purwokerto Barat, dan Desa Panusupan Kecamatan Cilongok. ''Terhadap warga yang kesulitan air bersih, kami sudah melakukan pemasokan,'' ujar Kepala Pelaksana Harian BPBD Banyumas, Prasetyo Budi Widodo.

Sepanjang musim kemarau yang sudah berlangsung dua bulan terakhir, pihaknya telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak sembilan tangki yang masing-masing tangki berkapasitas 5.000 liter.

Prasetyo mengatakan pada 2015 tercatat ada 55 desa/kelurahan yang mengajukan permintaan pasokan air bersih. Namun dia memperkirakan, pada kemarau 2017 ini jumlah desa yang mengalami kekeringan akan berkurang karena kemarau tahun ini relatif lebih pendek dibandingkan 2015.

Meski demikian, dia akan tetap menyediakan stok air bersih cukup banyak yang pembiayaannya berasal dari APBD. ''Kalau seluruh dana APBD digunakan, maka kami bisa menyalurkan air bersih hingga 2.000 tangki," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement