Jumat 07 Jul 2017 21:20 WIB

Jokowi AjaK Negara Anggota G20 Bersatu Perangi Terorisme

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Joko Widodo.
Foto: ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
Presiden Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong peran negara-negara anggota G20 agar tak tinggal diam dan bersatu memerangi terorisme. Hal ini disampaikan Presiden dalam acara KTT G20 di Hamburg, Jerman, Jumat (7/7).

"Apakah kita menyerah kepada teror? Apakah kita akan tetap diam? Kita tidak boleh menyerah, kita tidak boleh tinggal diam, kita harus bersatu untuk memerangi ancaman terorisme," tegas Presiden dalam sambutannya.

Berdasarkan siaran resmi Istana, menurut Jokowi, pendekatan yang seimbang antara soft power dan hard power masih menjadi solusi ampuh dalam pemberantasan aksi terorisme. Jokowi menyebut program deradikalisasi yang dilakukan Indonesia dapat menurunkan tingkat keinginan para mantan teroris untuk mengulang aksinya kembali.

"Sejarah telah mengajarkan kita bahwa senjata dan kekuatan militer tidak bisa memberantas terorisme. Pikiran sesat hanya bisa dikoreksi dengan cara berpikir yang benar. Untuk itu pendekatan soft power berupa deradikalisasi dapat terus dilanjutkan," katanya.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi juga mengangkat kasus Marawi, kota di Filipina yang kini dikuasai oleh jaringan kelompok ISIS. Kondisi ini membuat warga setempat terpaksa harus mengungsi. Jokowi menyampaikan, kondisi di Marawi menunjukan jaringan ISIS telah menyebar dan berafiliasi dengan kelompok teroris lokal.

"Kasus Marawi merupakan panggilan untuk kita semua bahwa jaringan ISIS kini telah menyebar dan afiliasi dengan teroris lokal terus terjadi," ujarnya.

Lebih lanjut, pemerintah Indonesia pun berinisiasi menggelar perundingan trilateral antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina guna mencari solusi terorisme di Marawi. Nantinya, ASEAN juga akan bekerja sama dengan Australia dalam pemberantasan terorisme di kawasan. Tak hanya itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan beberapa pandangannya dalam upaya memberantas ancaman terorisme.

Presiden pun mengimbau negara-negara anggota G20 agar meningkatkan pengawasan terhadap aliran dana kepada jaringan kelompok radikal dan teroris. Untuk itu, Indonesia mengapresiasi dukungan para negara G20 terhadap proses keanggotaan Indonesia dalam the Financial Action Task Force (FATF).

Selain itu, Jokowi menegaskan agar G20 menjadi kekuatan pendorong dalam penyebaran kontra-naratif dengan menekankan gerakan moderasi dan penyebaran nilai-nilai yang damai dan toleran. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi.

Presiden Jokowi juga mendorong negara G20 agar mencari solusi akar permasalahan yang timbul akibat ketidaksetaraan dan ketidakadilan. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat pemberdayaan ekonomi yang inklusif.

Untuk memerangi terorisme, Presiden juga menilai agar negara G20 dapat mengembangkan kerja sama dalam bidang pertukaran intelijen, penanganan foreign terrorist fighters (FTF) dan pengembangan capacity building.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement