REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, penyidik telah meminta data terhadap 21 toko kimia yang berada di sekitar kediaman penyidik KPK Novel Baswedan. Hal tersebut dilakukan dalam upaya mencari pelaku penyerangan terhadap penyidik senior KPK itu.
"Ada 21 toko kimia (sekitar rumah Novel), kami cek siapa saja yang beli hari itu. Kami sedang mendatanya," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Kamis (6/7).
Argo menjelaskan, penyidik meminta 21 toko kimia memberikan data pembeli yang membeli air raksa pada hari kejadian dan beberapa hari sebelum kejadian. Namun, pendataan tersebut, kata Argo, dilakukan secara perlahan.
"Kalau di toko kimia kan ditulis nama pembeli siapa. Kami masih nunggu data dari toko kimia. Penjualan barang di toko kimia kan dipantau. Sampai saat ini ada beberapa toko kimia yang sudah melapor," katanya.
Selain mendata pembeli di toko kimia, penyidik juga memeriksa 38 CCTV dengan radius 500 meter dari kediaman Novel. Namun, dalam pemeriksaan CCTV ditemui beberapa kendala seperti resolusi yang rendah, kamera yang tidak merekam serta rekaman CCTV yang hanya bertahan tidak lebih dari seminggu.
Polisi hingga saat ini telah menggambarkan tiga sketsa wajah terduga penyerang Novel Baswedan. Namun, Argo pun belum bisa memastikan apakah KPK telah melihat hasil sketsa itu.
"Pokoknya dari awal penyelidikan kami sudah kami sampaikan ke KPK," katanya.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan juga sempat menyatakan jika KPK bisa melihat hasil sketsa itu. "Boleh. Jangankan minta, orang dia (KPK) ikut kami kok. Itu artinya menempel, mengandeng," kata Iriawan di Cikarang, Bekasi, Jum'at (30/6).
Seperti diketahui, Novel Baswedan mengalami penyerangan berupa penyiraman air keras berjenis Asam Sulfat atau H2SO4 pada Selasa (11/4). Polisi pun telah menggambarkan tiga sketsa wajah terduga pelaku penyerangan Novel.