REPUBLIKA.CO.ID, \R MEDAN -- Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) menyambangi Mapolda Sumut, Selasa (4/7). Kedatangan mereka ini untuk bertemu dengan keluarga Ipda Anumerta Martua Sigalingging, anggota Polri yang menjadi korban aksi teror di Polda Sumut, Ahad (25/6) lalu.
Kedatangan BNPT yang dipimpin Direktur Perlindungan BNPT Brigjen Herwan Chaidir ini disambut oleh Wakapolda Sumut, Brigjen Agus Andrianto. Selain bertemu dengan keluarga Ipda Anumerta Martua Sigalingging, rombongan BNPT juga bertemu dengan korban selamat, Birgadir E Ginting.
Herwan mengatakan, kehadiran mereka ini untuk memulihkan duka keluarga korban meninggal dan selamat dalam teror di Mapolda Sumut beberapa waktu lalu. "BNPT diberikan kewenangan untuk memberikan pemulihan kepada korban akibat terorisme. Kepasa keluarga korban yang ditinggalkan, negara ada untuk keluarga korban," kata Herwan, Selasa (4/7).
Herwan menegaskan, pihaknya akan menfasilitasi keluarga agar mendapatkan hak-hak mereka usai ditinggal oleh Ipda Anumerta Martua Sigalingging. Hal ini disampaikan Herwan langsung di hadapan Mianna Manalu, istri Ipda Anumerta Martua Sigalingging.
"Keluarga jangan merasa berjalan sendirian dan diharapkan agar menjalin silaturahmi walaupun korban sudah tidak ada namun tetap menjadi keluarga besar Polri," ujar dia.
Sementara itu, Poltak Purba, perwakilan keluarga Ipda Anumerta Martua Sigalingging menyampaikan rasa terima kasihnya atas perhatian Polda Sumut dan BNPT. Dia pun berharap kejadian yang menimpa anggota keluarganya itu merupakan yang terakhir terjadi.
"Semoga personel Polda Sumut selalu dilindungi selama bertugas dan kejadian ini menjadi yang terakhir," kata Poltak.
Dalam kesempatan itu, BNPT memberikan santunan kepada keluarga korban meninggal dan selamat. Selain itu, juga dilakukan konseling dan pengecekan lokasi aksi teror tersebut di pos penjagaan pintu III Polda Sumut.
Dua orang berinisial SP dan AR menyerang pos penjagaan Mapolda Sumut, Ahad (25/6) sekitar pukul 03.00 WIB. Keduanya teridentifikasi sebagai anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan diduga berafiliasi dengan ISIS.Keduanya sempat berkelahi dengan dua polisi yang berjaga.
Seorang polisi bernama Aiptu Martua Sigalingging tewas dengan sejumlah luka akibat senjata tajam. Sementara rekannya yang ikut berkelahi dengan pelaku, Brigadir E Ginting, dalam kondisi baik.
Polisi telah menetapkan empat orang sebagai tersangka, yakni SP, AR, Hendri alias Boboy, dan FPY. SP dan AR berperan sebagai pelaku penyerangan di Mapolda Sumut. Boboy bertugas melakukan survei dan pemetaan tentang lokasi Polda Sumut. Sementara FPY merencanakan penyerangan tersebut.