REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Kota Tasikmalaya pada Jumat (9/6) tak hanya memperoleh tepuk tangan dan sorak sorai masyarakat. Kelompok mahasiswa justru menggelar aksi unjuk rasa guna menyambut orang nomor satu di Indonesia itu.
Terpantau selama sehari ini, setidaknya ada empat aksi unjuk rasa yang digelar kelompok berbeda seperti belasan anggota HMI Kota Tasik menggelar aksi unjuk rasa di depan markas mereka di jalan Otto Iskandar Dinata dan PMII di jalan Bantar.
Ada pula aksi mahasiswa Universitas Siliwangi di depan kampus mereka di jalan Siliwangi pada Jumat sore. Bahkan massa KAMMI sempat ingin menggelar aksi di Masjid Agung Kota Tasik dimana Presiden melaksanakan shalat Jumat.
Namun aksi massa KAMMI itu dihentikan oleh aparat keamanan yang berjaga disana. Ketua KAMMI Tasikmalaya, Hasanuddin menungkapkan akhirnya mereka memindahkan lokasi aksi ke depan Markas Kodim Tasikmalaya. Setelah sempat berorasi sekitar setengah jam, mereka membubarkan diri.
"Setelah orasi 20 menit, pihak Kodim meminta bubar, dari sana coba yakinkan aksinya tidak bertujuan anarkis dan tujuannya sampaikan aspirasi masyarakat," katanya pada Republika.co.id.
Dalam orasinya, massa menuntut Presiden Jokowi berlaku adil dalam penindakan hukum. Sebab, Hasanuddin menilai pemerintah Jokowi masih terkesan tebang pilih.
"Kami suarakan usut tuntas kasus seperti BLBI, E-KTP dan bank century. Penegak hukum harus tegas jangan tebang pilih, pihak yang dianggap punya jabatan seakan dilindungi dan orang menengah ke bawah cepat diekskusi padahal belum tersangka sudah ditahan," ujarnya.