Jumat 26 May 2017 15:05 WIB

'Burung Garuda Teteskan Air Mata'

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Teguh Firmansyah
Bhineka tunggal ika (ilustrasi)
Foto: www.12pteaum.com
Bhineka tunggal ika (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah puisi berjudul 'Tapi Bukan Kami Punya' yang dibacakan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menjadi viral,  Denny JA kembali mempublikasikan puisi lainnya berjudul 'Burung Garuda Teteskan Air Mata'. Demikian siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (26/5),

Puisi 'Tapi Bukan Kami Punya' berisi potret ketimpangan sosial. Puisi tersebut dianggap Gatot sangat tepat menggambarkan ancaman Indonesia ke depan.

Adapun puisi 'Garuda Teteskan Air Mata' menggambarkan bangsa yang sedang terbelah. Sejak Pilkada DKI Jakarta 2017, banyak komunitas terbelah dua kubu. Denny menganggap, puisi yang dibuatnya kali ini bisa menjadi sejenis motivator untuk merekatkan kembali nilai kebangsaan di masyarakat. Berikut isi lengkapnya:

Burung Garuda Teteskan Air Mata

(Jangan Lupakan Kami)

Oleh Denny JA

Suatu hari yang heboh

Berkumpul para tokoh

Peristiwa tak biasa

Pertama kali dalam sejarah

Burung Garuda simbol negara

Teteskan air mata

Periksa sekali lagi

Sahut menyahut para ahli

Benarkah itu air mata?

Benarkah menetes dari mata Garuda?

Fakta tak terbantah

Menangis burung garuda

Untuk pertama kalinya

Para ahli tafsir dikumpulkan

Misteri harus dipecahkan

-000-

Ini masa yang susah

Bangsa sedang terbelah

Apapun yang tiba

Maknanya mendua

Baik di sini

Buruk di sana

Pahlawan di sini

Penjahat di sana

Dipuji di sini

Di maki di sana

Apapun yang tiba

Menjadi peluru saling tembak

Belati saling tusuk

Panah  saling  melukai

Sejak pilkada Jakarta

Banyak hal berubah

Retak cermin di dinding

Retak pula peta Indonesia

Bom meledak di kampung melayu

Ledakannya memercik jauh

Menambah luka

bangsa yang terbelah

Menambah pekik

bangsa yang tercabik

Berdatangan para serigala

Mengolahnya menjadi senjata

Memberondong ke atas

Memberondong ke bawah

Memberondong segala penjuru

Luka bangsa

Semakin menganga

-000-

Tokoh bangsa yang paling senior bertanya

Apakah air mata burung garuda

Berhubungan dengan bangsa terbelah?

Tiba tiba ada suara

Keluar dari mulut burung garuda

Para ahli sejarah

Segera mengenalinya

Ada suara Bung Karno

Ada suara Bung Hatta

Ada suara Muhamad Yamin

Ada suara Dokter Sutomo

Koor bersama itu suara:

Jangan lupakan kami

Tahun 1908, kami bersama

Berjuang bangkitkan bangsa

Sudah beri apa yang bisa

Jangan lupakan kami"

"Tahun 1928 kami bersumpah

Satu bangsa satu bahasa

Sudah beri segala punya

Jangan lupakan kami"

" Tahun 1945 kami membela

Berjuang untuk merdeka

Sudah beri kami punya nyawa

Jangan lupakan kami"

"Kini kami tinggal nama

Kaulah yang memberi makna"

Selesai itu koor suara

Selesai pula air mata burung garuda

Mei 2017

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement