Rabu 03 May 2017 20:14 WIB

Fadli Zon: Tak Ada Intervensi JK dalam Pencalonan Anies-Sandi

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ilham
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fadli Zon
Foto: ROL/Fakhtar K Lubis
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fadli Zon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, mengakui menghubungi Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) untuk meminta dukungan atas pencalonan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Hal itu dilakukan untuk memperkuat dukungan sosok yang akan mendampingi Sandiaga yang akan diusung Partai Gerindra dan PKS saat detik-detik menjelang penutupan pendaftaran pasangan calon Pilkada DKI Jakarta.

"Kalau dari Pak JK, memang kita telepon beberapa orang agar ada (kasih) dukungan. Saya kira memang waktu itu Pak JK sedang ada di Amerika," kata Fadli di Gedung DPR, Jakarta pada Rabu (3/5).

Namun, kata Fadli Zon, bukan hanya JK, tokoh yang dimintai pendapat oleh Partai Gerindra dan PKS untuk memperkuat dukungan tersebut, tetapi beberapa orang lainnya. "Kita kan harus dapat dukungan dari mana-mana, termasuk dukungan dari JK dan dari mana-mana kan bagus," kata Fadli.

Selain itu juga, pendapat para tokoh tersebut bukan untuk keputusan akhir sosok yang akan diusung tersebut. Keputusan akhir berada di tangan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Assegaf dan Presiden PKS Sohibul Imam.

"Tapi keputusan itu ada di Pak Prabowo dan PKS Pak Salim Assegaff, Ketua Majelis Syuro dan Sohibul Iman. Ada di tangan itu," kata dia.

Karenanya, ia membantah jika hal tersebut dikatakan bentuk intervensi JK kepada sosok calon yang akan mendampingi Sandiaga Uno. Menurutnya, sejak awal PKS dan Gerindra memang telah bulat akan mengusung Anies Baswedan mendampingi Sandiaga.

"Nggak ada, nggak ada intervensi. Pada waktu saudara Anies dicalonkan kebetulan termasuk yang pertama kali sampaikan forum PKS-Gerindra itu saya, tiga hari sebelum penutupan masa pendaftaran. Lalu saya telepon saudara Anies Rabu malam, Kamis pagi bertemu dengan Sandi. Jumat malam sudah diumumkan," kata Fadli.

Menanggapi pernyataan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan soal terpecahnya koalisi Cikeas dengan Gerindra PKS, ia membenarkannya. "Emang waktu itu kita maunya satu front. Tapi nggak ketemu satu konsensus dengan SBY dkk waktu itu, mereka mau AHY yang cagub. Tapi kami minta Sandi yang cagub tapi nggak ketemu. Makanya kami cari jalan untuk formasi baru. Itu komitmen bersama."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement