Ahad 30 Apr 2017 17:13 WIB

John Ruhulessin: Masyarakat Maluku Kukuh dalam Naungan NKRI

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Bayu Hermawan
 Warga berfoto di depan Gong Perdamaian Dunia (World Peace Gong di Kota Ambon, Maluku.
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Warga berfoto di depan Gong Perdamaian Dunia (World Peace Gong di Kota Ambon, Maluku.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua Gereja Protestan Maluku (GPM) Pendeta John Ruhulessin mengatakan, kesadaran masyarakat Maluku untuk tetap menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah kukuh. Hal ini menjadikan kondisi Maluku saat ini aman dan damai tanpa adanya gerakan-gerakan separatisme.

Rumor akan adanya pengibaran bendera Republik Maluku Selatan (RMS) pada tanggal 25 April oleh kelompok separatis tersebut nyatanya tidak terjadi. John mengaku, keamanan ini terjadi berkat koordinasi yang baik antara Polri dan TNI yang giat melakukan pendekatan persuasif kepada seluruh kalangan masyarakat.

“Ambon baik-baik saja kok, nggak ada apa-apa. Kesadaran masyarakat Maluku sudah kukuh untuk tetap ada dalam naungan NKRI. Koordinasi tentara dan Polri juga sudah baik,” katanya saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (30/4).

John menegaskan, kini Maluku menjadi potret dan pusat perdamaian di Indonesia, toleransi umat beragama pun sangat dijunjung. Sehingga, kata John, masyarakat dapat hidup bersama karena keamanan dan perdamaian masyarakat terjamin NKRI.

John mengaku bersyukur dan berterima kasih pada pemerintah yang sudah mengusahakan perdamaian di Maluku bisa terjadi. Dia pun berharap, ke depannya Maluku bisa lebih baik dan tetap kondusif.

"Harapan ke depan lebih biak lagi, selalu berterima kasih pada pemerintah, TNI dan Polri," kata John.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement