Rabu 26 Apr 2017 18:09 WIB

Kapolri dan Kepala Kepolisian Australia Bahas Enam Kerja Sama Strategis

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Bayu Hermawan
Kapolri Jenderal Tito Karnavian diwawancara wartawan terkait kasus yang terjadi baru-baru ini, disela-sela kegiatan di Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Polri, di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (11/4).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Kapolri Jenderal Tito Karnavian diwawancara wartawan terkait kasus yang terjadi baru-baru ini, disela-sela kegiatan di Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Polri, di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kapolri Jendral Tito Karnavian bertemu dengan Pimpinan Australian Federal Police (AFP) di Hotel Hyatt Yogyakarta, Rabu (26/4). Dalam pertemuan tertutup tersebut kedua belah pihak membahas enam kerja sama strategis.

"Sejak bom Bali kita memang punya kerja sama dengan AFP. hari ini kita bahas beberapa hal," kata Tito saat ditemui di Graha Sabha Pramana UGM, Rabu (26/4). Pertama terkait terorisme, sebab Australia pun menghadapi permasalahan terorisme serupa.

Menurut Tito saat ini ada puluhan warga Australia yang sudah berangkat ke Syiria untuk bergabung dengan ISIS. Maka itu sekarang Polri dan AFP tengah menyelidiki apakah ada kaitannya antara jaringan ISIS di Indonesia dan Australia.

Kedua mengenai kerja sama cyber crime. Sebab baik di Indonesia maupun di Australia, masih banyak terjadi kasus kejahatan siber. Salah satunya berupa pornografi, penipuan online, dan berita hoax.

"Ya ini kita bertukar pengalaman dan teknologi," ujar Tito.

Ketiga kerja sama terkait pemberantasan narkotika. Keempat kerja sama dalam pencegahan serta penanggulangan jual beli dan penyelundupan manusia. Pasalnya saat ini ada banyak orang dari wilayah konflik yang melarikan diri ke Australia dan Indonesia.

Kelima penanganan masalah korupsi. "Kita ingin belajar pada Australia bagaimana cara menyelesaikan masalah korupsi, caranya ya dengan tukar-menukar informasi," papar Tito.

Keenam, Polri dan AFP mendiskusikan mengenai pengembangan Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLEC) Semarang. Tito berharap program JCLEC dapat dikembangkan ke berbagai daerah seperti Bali dan Singapura.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement