Ahad 23 Apr 2017 16:33 WIB

Dua Korban Kecelakaan Puncak Masih Dirawat di RSUD Ciawi

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Korlantas Polri bersama dengan Road Accident Rescue Traffic Accident Analysis (RAR TAA) melakukan olah TKP di Jalan Raya Puncak, Turunan Selarong, Cipayung, Megamendung, Kabupaten Bogor, Ahad (23/4).
Foto: Republika/Ronggo Astungkoro
Korlantas Polri bersama dengan Road Accident Rescue Traffic Accident Analysis (RAR TAA) melakukan olah TKP di Jalan Raya Puncak, Turunan Selarong, Cipayung, Megamendung, Kabupaten Bogor, Ahad (23/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Hingga saat ini, hanya tinggal dua orang korban kecelakaan beruntun di Jalan Raya Puncak, Cipayung, Megamendung Kabupaten Bogor, yang masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi. Sementara korban tewas dalam kecelakaan di tanjakan Selarong itu, sudah dibawa pulang ke rumah duka sejak Ahad (23/4) dini hari.

"Korban kecelakaan yang ada di sini tinggal dua orang. Satu di IGD (Instalasi Gawat Darurat) dan satu lagi di ruang Aster," jelas Kabag Humas RSUD Ciawi Heri Juhaeri kepada Republika.co.iD, Ahad (23/4).

Korban yang berada di ruang Aster bernama Saiful Bahri (31). Saat ini, kaki pria warga Jakarta Selaran itu dipasangi gips oleh tim medis RSUD Ciawi. Selain kaki, tangan Saiful juga mengalami patah tulang.

"Hampir semua korban kakinya yang luka," ujarnya.

Korban lainnya, Hasanudin (21), masih berada di ruang IGD menunggu mobil ambulans untuk menjemputnya. Keluarga Hasanudin yang berasal dari Tangerang meminta agar dia dirawat di dekat rumahnya saja.

Heri mengatakan, selain kedua korban tersebut, korban lainnya sudah pulang sejak malam tadi. Termasuk korban meninggal. Korban bernama Diana Simatupang paling pertama dibawa pulang oleh keluarganya.

"Korban bernama Diana Simatupang sudah sejak malam tadi dibawa oleh keluarganya. Dua orang sisanya baru tadi pagi," ungkap Heri.

Berdasarkan keterangan sang kakak, Warni (32), Hasanudin baru saja pulang dari kegiatan pramuka di Puncak. Kondisinya saat ini pun sudah sadar. "Kaki kanannya remuk. Tangan kanannya dijahit 32 jahitan," ujar Warni sambil mengeluarkan air mata.

Ia juga menceritakan, sebenarnya, Hasanudin saat kecelakaan terjadi sedang bersama tujuh motor rombongannya. Namun, kondisi yang paling parah hanya terjadi ke seorang Pembina Pramuka ini.

"Tiap akhir pekan Hasanudin memang sering bantu kegiatan pramuka di sekolah-sekolah," tambah Warni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement