REPUBLIKA.CO.ID, JAKATA -- Pengamat politik dari Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Indonesia, Arif Susanto menilai, debat kandidat terakhir pada Pilgub DKI 2017 tidak memunculkan salah satu pemenang dengan keunggulan mutlak. Sehingga, debat kandidat tersebut tidak mengubah peta kekuatan kedua pasangan calon secara signifikan.
"Perdebatan pada (12/4) lalu tidak memunculkan salah satu pemenang dengan keunggulan mutlak atas yang lain. Akibatnya, meskipun terdapat pergeseran sentimen, tetapi tidak terjadi perubahan signifikan dukungan terhadap kedua pasangan calon," kata Arif saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (14/4).
Situasi tersebut menurutnya, membuat peluang Anies dan Ahok untuk memenangkan kontestasi Pilgub DKI 2017 masih sama kuat. Meskipun pasangan Anies-Sandi kerap uanggul di beberapa hasil survei, namun keunggulannya masih terbilang tipis.
"Situasi saat ini dapat disebut neck-to-neck, ketika dua kompetitor memiliki peluang kurang lebih setara untuk memenangi pertarungan," kata Arif.
Arif melanjutkan, peluang kedua pasangan calon yang hampir setara tersebut menunjukan belum adanya pasangan calon yang terbilang aman dalam kontestasi Pilgub DKI. Maka dari itu, dibutuhkan suatu terobosan strategi kampanye untuk memuluskan jalannya menuju kursi DKI satu.