REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA – Bandara baru Yogyakarta tengah dibangun di Kulon Progro. TNI AU mewacanakan pengelolaan Bandara Adisutjipto menjadi tempat beroperasinya pesawat nonreguler berupa carter, cargo, dan VVIP jika semua penerbangan pesawat komersial berpindah ke Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo.
‘’Nantinya di Adisutjipto tidak ada lagi pesawat yang regular,’’ Danlanud Adisutjipto Marsma TNI Novyan Samyoga, Rabu (5/4).
Selain itu, Bandara Adisutjipto diharapkan bisa menjadi tempat perawatan pesawat. Karena selama ini bila ada pesawat komersial rusak di Yogya harus mendatangkan teknisi dari Jakarta sehingga memerlukan waktu perbaikan cukup lama. ‘’Jadi nantinya bengkel pemeliharaan pesawat akan di Adisutjipto, seperti hanya di Soekarno-Hatta ada GMF (Garuda Maintenance Facility)," ujarnya.
Terkait pengamanan udara di Yogyakarta, kata dia, sepenuhnya masih menjadi tanggungjawab Lanud Adisutjipto karena masih berada di military training area (MTA). Sehingga meski nanti bandara baru beroperasi, maka tetap akan ada fungsi koordinasi dalam hal pengamanan udara. Untuk itu, Lanud Adisutjipto akan membuat kantor sekelas detasemen di area bandara baru di Kulon Progo dan akan ditempatkan personel yang sifatnya hanya koordinasi.
Novyan mengatakan Lanud Adisutjipto memungkinkan sebagai tempat pendaratan pesawat tempur sekelas F-16 atau Sukhoi di saat-saat tertentu. Namun butuh penambahan panjang landasan sekitar 3.000 meter agar berada di titik aman saat pendaratan, sedangkan sekarang panjang landasan hanya 2.200 meter. Sehingga jika pesawat tempur ditempatkan di Lanud Adisutjipto, tetapi panjang runway tidak ditambah, maka pesawatnya harus dilengkapi peralatan brakesut (parasut untuk pengereman) dan diujung runway ada arrester cable (kabel penahan pesawat untuk pendaratan). Selama ini yang ada di Lanud Adisutjipto hanya pesawat-pesawat yang digunakan untuk latihan dan bukan untuk tempur.