REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pameran Pertempuran Laut Jawa dan Selat Sunda yang digelar di Museum Kebaharian Jakarta mengungkap masuknya Jepang ke Indonesia setelah memenangkan pertempuran itu pada 1 Maret 1942.
"Dengan pameran ini, orang bisa lebih tahu detail saat Jepang masuk pada 1942," ujar Ketua Harian Yayasan Mitra Museum Jakarta (YMMJ) Amir Sidharta kepada di Jakarta, Senin (6/3).
Dengan pameran yang ditata dengan baik, tutur dia, pengunjung bisa belajar mengenai peristiwa yang terjadi pada 27 Februari sampai dengan 1 Maret 1942 dan hal-hal yang tadinya hanya diketahui sekilas dari buku sejarah. "Pengunjung yang tadinya hanya tahu sekilas jadi bisa terbayang apa yang terjadi saat Jepang masuk, misalnya Jepang masuk lewat mana dan terjadi perang ini," kata Amir.
Melalui pameran itu pengunjung juga dapat mengetahui kapal yang terlibat dalam perang dan strategi perang pertempuran laut.
Menurut dia, banyak perspektif berbeda dari kebaharian yang biasa ditampilkan museum itu sehingga diharapkan menarik minat masyarakat. "Yang biasa ditampilkan cuma kapal, hasil perdagangan maritim, jadi ini sisi lain. Memang bisa sensitif, tetapi dilihat dari sejarahnya," kata dia.
Terkait kerja sama YMMJ dengan Museum Kebaharian Jakarta, Amir mengaku belum ada proyek bersama, tetapi pihaknya berharap bisa segera diadakan. "Kami sedang memikirkan pameran kebaharian dari sisi berbeda lagi yang mudah-mudahan bisa menarik minat pengunjung terutama anak muda yang biasanya berwisata ke Kota Tua," kata dia.
Museum Kebaharian Jakarta yang memiliki lebih dari 1.800 koleksi memamerkan dua pertempuran Laut Jawa dan Selat Sunda yang merupakan pertempuran laut terbesar pada masa Perang Dunia II selama satu tahun.