Senin 20 Feb 2017 22:10 WIB

Menristekdikti Tinjau Uji Coba Produksi Implan Tulang

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir (tengah) meninjau produksi Prototipe Implant Tulang berbahan Stainless Steel 366L di PT Zenith Allmart Precisindo Krian, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (20/2).
Foto: Antara/Umarul Faruq
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir (tengah) meninjau produksi Prototipe Implant Tulang berbahan Stainless Steel 366L di PT Zenith Allmart Precisindo Krian, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (20/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir meninjau uji coba produksi prototipe implan tulang rekayasa buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT Zenith Allmart Precisindo di Sidoarjo, Senin (20/2).

"Saya sangat berterima kasih pada industri dalam hal ini PT Zenith Allmart Precisindo yang bekerja sama dengan peneliti Pusat Teknologi Material BPPT yang telah berhasil berinovasi dalam produksi implan tulang," kata Nasir.

Dia mengatakan, kebutuhan implan tulang di Indonesia sangat mendesak dan selama ini kebutuhan itu dipenuhi melalui impor. Oleh sebab itu hadirnya implan tulang berbahan baku lokal dan buatan lokal akan sangat membantu pemenuhan kebutuhan akan implan tulang.

"Jika ini diterima oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes) untuk memenuhi kebutuhan implan tulang, maka yang tadi harganya 100 persen sekarang kita bisa 30 persen. Artinya akan ada penghematan sampai 70 persen," ujarnya.

Ia berharap persertifikatan terhadap izin edar dan produksi implan tersebut akan cepat keluar dari Kemenkes sehingga bisa diproduksi secara massal.

Kepala BPPT Unggul Priyanto menyebutkan implan tulang hasil rekayasa BPPT itu berbahan baku lokal yakni dengan memanfaatkan Ferro-Nickel lokal dari Pomala, Sulawesi Tenggara, sebagai bahan baku utama.

"Dipilihnya mitra lokal yakni PT Zenith dalam produksi implan tulang SS 316L ini akan mendorong industri dalam negeri untuk memproduksi produk alat kesehatan berbasis bahan baku lokal dengan biaya yang lebih efisien," kata Unggul.

Direktur PTM BPPT Asep Riswoko menambahkan uji produksi massal 500 implan 900 implan di industri telah dilakukan dan dapat mereduksi harga implan sampai dengan 60 sampai 70 persen dibandingkan dengan harga implan tulang impor yang setara.

"Jika persyaratan izin edar dari instansi terkait diperoleh, produk yang dihasilkan pun dapat menggantikan produk impor yang selama ini dipakai," kata Asep.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement