Senin 18 Apr 2016 20:20 WIB

BPPT Kembangkan Implan Tulang Buatan Harga 'Miring'

Ilustrasi.
Foto: flickr
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Pusat Teknologi Material (PTM) mengembangkan implan tulang Stainless Steel 316 L dari bahan lokal sehingga mampu mengurangi harga 60 hingga 70 persen dibandingkan dengan implan tulang impor yang setara.

Direktur PTM BPPT Asep Riswoko dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin (18/4), mengatakan implan tulang yang dikembangkan memanfaatkan Ferro-Nickel lokal sebagai bahan baku utama ini dikembangkan menggandeng mitra lokal menggunakan sumber daya dari Pomala, Sulawesi Tenggara.

Uji produksi massal 500 implan di industri telah dilakukan dan dapat menekan harga implan 60 hingga 70 persen dibandingkan dengan harga implan tulang impor yang setara.

Efisiensi tanpa mengesampingkan kualitas, menurut Asep, menjadi upaya yang terus dilaksanakan jajarannya. Upaya penyediaan alat kesehatan berbahan baku lokal ini dilakukan dengan memberikan nilai tambah (adding value) pada sumber daya lokal sehingga dapat memperkuat industri nasional.

Hal ini akan mendorong industri dalam negeri untuk memproduksi produk alat kesehatan berbasis bahan baku lokal dengan biaya yang lebih efisien. Setelah memenuhi beberapa persyaratan ijin edar dari instansi terkait, produk yang dihasilkan pun dapat menggantikan produk impor yang selama ini dipakai, katanya.

Kebutuhan nasional alat kesehatan (alkes) implan untuk penyelenggaraan jaminan kesehatan sangat tinggi. Tingginya angka kecelakaan lalu lintas serta meningkatnya usia harapan hidup manusia Indonesia membutuhkan implan karena kerusakan tulang.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan 2012, belanja total alat kesehatan (alkes) mencapai kurang lebih Rp 7 triliun, di mana sumbangan dari industri manufaktur lokal alkes hanya sekitar empat persen dari total anggaran belanja alkes. Sedangkan potensi pasar alkes di Indonesia ini cukup besar mencapai enam persen dari PDB.

Menurut dia, contoh produksi implan yang dikembangkan telah memenuhi persyaratan material medis kedokteran orthopaedi dan kekuatan mekanik bahan implan sesuai standard internasional (ASTM F 138/ISO 5832-1 dan ASTM A 276).

Hasil inovasi ini pun, lanjut Asep, dapat dijadikan produk implan generik nasional yang efektif untuk pelayanan kesehatan masyarakat sehingga dapat meningkatkan kemandirian bangsa dan substitusi impor alkes implan tulang.

"Banyak manfaatnya. Berbasis sumber daya material lokal, adding value oleh industri dalam negeri, sehingga menyerap tenaga kerja lokal. Tentu hal ini diharapkan dapat mendorong pembangunan ekonomi," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement