REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Pusat Teknologi Material BPPT berhasil mengembangkan implan tulang Stainless Steel 316 L dari bahan lokal. Hal itu sekaligus merupakan dukungan terhadap kebijakan Paket Ekonomi XI, yang salah satunya mengamanatkan percepatan kemandirian dan daya saing industri obat dan alat kesehatan dalam negeri.
Direktur PTM BPPT, Asep Riswoko mengatakan, implan tulang yang dikembangkan memanfaatkan Ferro-Nickel lokal sebagai bahan baku utama. Ia menyebut, produksi implan tulang SS 316L ini dikembangkan dengan menggandeng mitra lokal menggunakan sumber daya Ferro-Nickel dari Pomala, Sulawesi Tenggara.
"Uji produksi massal 500 implan di industri telah dilakukan dan dapat mereduksi harga implan 60-70% dibandingkan dengan harga implan tulang impor yang setara," ujarnya dalam keterangan resmi, Ahad (17/4).
Ia ingin melakukan efisiensi tanpa mengesampingkan kualitas. Upaya penyediaan alat kesehatan berbahan baku lokal ini, katanya, dilakukan dengan memberikan nilai tambah pada sumber daya lokal sehingga dapat memperkuat industri nasional.
"Hal ini akan mendorong industri dalam negeri untuk memproduksi produk alat kesehatan berbasis bahan baku lokal dengan biaya yang lebih efisien. Setelah memenuhi beberapa persyaratan ijin edar dari instansi terkait, produk yang dihasilkan pun dapat menggantikan produk impor yang selama ini dipakai," ujarnya.