REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Meski terdakwa kasus penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah meminta maaf atas sikapnya di persidangan terhadap KH Ma'ruf Amin, tapi hal itu belum membuat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nahdlatul Ulama (NU) Kota Depok puas. Ketua GP Ansor NU Kota Depok Abdul Kodir mengatakan, pihaknya belum menganggap masalah selesai, jika Ahok belum datang dan meminta secara langsung ke KH Ma'ruf Amin.
"Kita minta Ahok minta maaf bukan hanya lisan dan tertulis. Tapi, juga datang secara langsung ke Kiai Ma'ruf Amin," katanya, Jumat (10/2).
Dia menilai, dalam persidangan selain mencari materi kebenaran juga harus mengedepankan etika. Ia menambahkan, tidak selayaknya kata-kata kasar keluar dari calon pemimpin DKI.
"Ahok tidak menunjukan etika terhadap kehadiran tokoh besar yang sudah rela hadir di persidangan. Ketika Ahok mengabaikan itu kami selaku pemuda Ansor merasa terluka. Sebab, Kiai Ma'ruf merupakan pimpinan tertinggi di NU dan diperlakukan seperti terdakwa," ujarnya.
Dia mengatakan, dalam persidangan pertanyaan yang diajukan tidak pantas dalam penyampaiannya. Terlebih, Kiai Ma'ruf Amin bukan hanya milik NU tapi juga milik bangsa.
"Ini juga bagian dari penyelesaian permasalahan ala NU. Dalam hal ini, rais aam PBNU patut dijadikan contoh bagi semua kalangan. Sikap dan kenegarawanannya dalam menjaga keutuhan," katanya.
Sementara itu, Ketua PC NU Kota Depok KH R Salamun mengungkapkan akan mengikuti semua ketetapan dan keputusan PBNU. "Meski begitu, kami meredam agar warga Nahdliyin tetap tenang," ujarnya.