Jumat 10 Feb 2017 15:12 WIB

Malam Ini, Massa Aksi 112 dari Ciamis Berangkat ke Jakarta

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Bayu Hermawan
Rombongan massa peserta aksi 112 dari Kabupaten Ciamis tengah menunggu keberangkatan, Jumat (10/2). Keberangkatan rombongan sempat dipersulit dengan pembatalan sepihak pengelola Bus.
Foto: Rizky Surya/Republika
Rombongan massa peserta aksi 112 dari Kabupaten Ciamis tengah menunggu keberangkatan, Jumat (10/2). Keberangkatan rombongan sempat dipersulit dengan pembatalan sepihak pengelola Bus.

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Menjelang aksi 112 di Jakarta, dikabarkan sekitar sepuluh bus akan mengangkut keberangkatan massa dari Kabupaten Ciamis. Rombongan massa akan berangkat pada Jumat (10/1) malam. Imam Besar FPI Jabar KH Ma'sum mengonfirmasi keberangkatan rombongan tersebut. Namun, ia belum bisa memastikan dari mana rombongan akan berangkat.

"Iya ada massa dari Ciamis berangkat magrib nanti sekitar sepuluh bus ditambah mobil-mobil kecil, titik keberangkatan belum tahu dimana atau rombongan akan berangkat masing-masing," katanya pada Republika.co,id.

KH Ma'sum menjelaskan, keberangkatan massa dalam rangka doa bersama di Masjid Istiqlal sekaligus mencari keadilan atas kasus dugaan penistaan agama yang mendera Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Ia menilai, dari berbagai aksi yang sudah dilakukan umat Muslim, pemerintah cenderung abai. Padahal, ia meyakini jika pemerintah sudah berlaku adil maka aksi massa Muslim tak lagi bergejolak.

"Kami minta keadilan karena sudah berapa kali demo tapi belum ada keadilan, belum diperlihatkan. Ini kesalahan di pemerintah belum kasih keadilan, kalau sudah ditunjukkan warga tak akan aksi ke Jakarta lagi. Jadi ini seolah tidak ada iktikad baik dari pemerintah walau sudah aksi berkali-kali," ujarnya.

Lebih lanjut, ia menilai, Muslim justru diteror setelah melakukan aksi berkali-kali. Padahal, ia merasa seharusnya pemerintah menyambut baik Muslim yang merupakan warga Indonesia.

"Jangan malah menyulut emosi, kan masyarakat enggak nuntut apa-apa cuma keadilan saja. Pemerintah saja dapat makan dari rakyat, mereka pengayom masyarakat, masa pilih pentingkan satu orang? Tapi korbankan jutaan manusia," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement