Sabtu 14 Jan 2017 16:35 WIB

Ini Kondisi Terbaru Polisi yang Jadi Korban Bom Thamrin

Rep: Muhyiddin/ Red: Ilham
Sebuah bom meledak di Pos Polisi, Sarinah di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat (14/1).
Foto: dok. istimewa
Sebuah bom meledak di Pos Polisi, Sarinah di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para korban dan keluarga memperingati satu tahun insiden Bom Thamrin di depan Starbacks Sarina, Sabtu (14/1), pagi. Anggota Satgatur Polantas Polda Metro Jaya yang menjadi korban, Ipda Denny Mahieu (49) juga turut hadir dalam peringatan yang dilakukan dengan cara menabur bunga tersebut.

Denny mengatakan, saat ini kondisinya masih belum sembuh sepenuhnya. Karena itu, ia pun masih menjalani rawat jalan. "Perawatan jalan, cuma kalau kepala ini di dalam ini dua tahun ke depan. Saya masih berat terus terang di dalam sini. Hanya sebelah kiri enggak apa-apa. Kalau untuk tiap hari ini terasa sakit sampai kaki. Tidur kalau nggak minum obat tidur, kadang-kadang susah saya," ujarnya kepada wartawan di Jalan HM Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (14/1).

Ia menceritakan saat kejadian satu tahun yang lalu tersebut. Menurut dia, saat itu, ia baru datang dari Kawasan Monas dan kemudian tiba di lokasi kejadian. Ia mengaku, saat itu dirinya tidak mengetahui bahwa akan ada bom.

"Singkatnya gini, saya dari Monas mampir sini lihat pos itu. Saya kan memang di sini tim hurai, jadi kalau ada sepeda motor lewat masuk atau apa ya ditindak. Waktu itu saya lihat itu bahaya, saya gak tahu kalau itu bom," ucapnya.

Ia mengira saat itu justru yang ingin lewat adalah Presiden, sehingga ia memilih untuk segera melakukan tindakan pengamanan dan akhirnya mendapatkan luka berat. Menurut dia, jika Presiden yang menjadi korban maka akan lebih besar dampaknya ke dunia. "Saya lakukan itu demi keamanan pejabat yang lewat sini dan masyarakat yang pada lalu lalang," ucapnya.

Kendati lukanya belum sembuh total, ia mengaku tidak trautama dengan kejadian itu. Pasalnya, saat itu dirinya sedang dalam keadaan sadar. "Enggak (tidak trauma). Saya kena bom saya sadar, hanya sakit. Tapi saya gak mengeluh sakit. Karena udah takdir," kata dia.

Ia menuturkan, selama proses pemulihan lukanya yang paling banyak mengeluarkan biaya adalah biaya perawatan jalan. Sementara, ia tidak mempunyai cukup biaya untuk sembuh total dan tidak mendapatkan tanggungan.

"Sampai sekarang tidak ada (tanggungan), belum. Hanya kita memohon, kapan ya. Saya mau kalau ada. Memohon sama Pak Presiden lah gitu, bukan saya saja, kan ada juga yang lain," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement