Selasa 10 Jan 2017 19:05 WIB

‎Soal Pernyataan Ahok, Ini Penjelasan Ketum PP Pemuda Muhammadiyah

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Angga Indrawan
Gubernur nonaktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok hadir dalam persidangan dugaan penistaan agama di Auditorium Kementrian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (10/01).
Foto: Republika/Pool/Aditia Noviansyah
Gubernur nonaktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok hadir dalam persidangan dugaan penistaan agama di Auditorium Kementrian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (10/01).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menjelaskan soal pernyataan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Dalam sidang hari ini Ahok mengklaim kenal dekat dengan Dahnil.

Dahnil mengaku merasa terhormat apabila Ahok mengaku kenal baik dengannya, sama seperti Ahok yang mengaku kenal baik dengan Buya Syafii Ma'arif. Sebelum pernyataan Ahok terkait dengan Surat Al Maidah 51, Dahnil dan kawan-kawan masyarakat sipil kagum dengan keberanian Ahok melawan dugaan praktik rente APBD DKI Jakarta yang diduga dilakukan oleh anggota DPRD dan birokrasi DKI Jakarta.

Menurut dia, keberanian tersebut jarang ditunjukkan oleh beberapa kepala daerah yang ada di Indonesia. Sebagai pegiat antikorupsi, Dahnil beberapa kali bertemu dengan Ahok bersama kawan-kawan pegiat antikorupsi lainnya. Bahkan, Ahok diundang ke acara diskusi rutin Madrasah Antikorupsi di Menteng Raya 62, dua tahun lalu.

Dahnil menyebut dalam beberapa kesempatan, dia ikut memberikan pandangan di media terkait dengan sikap Ahok melawan DPRD bersangkutan dengan kasus UPS. Bahkan, Dahnil seringkali menasihati Ahok terkait dengan ucapan-ucapan kasarnya di beberapa media. Menurut Dahnil, itu adalah sikap niradab.

"Nasihat-nasihat agar Ahok lebih baik selalu saya sampaikan melalui pesan WhatsApp. Namun, pesan-pesan nasihat dan komunikasi dengan Ahok langsung tidak lagi saya lakukan secara intens ketika saya sadar Ahok tetap terus melakukan kebijakan yang tidak berpihak membela kaum miskin melalui penggusuran secara massif," ujarnya, Selasa (10/1).

Komunikasi tersebut terjadi hanya ketika muncul berita Indikasi dugaan korupsi pada kasus reklamasi dan Rumah Sakit Sumber Waras. "Jadi, tidak ada kaitannya, kedekatan saya dengan Ahok dengan pelaporan polisi terhadap Ahok terkait dengan kasus penistaan Agama yang dilakukan Ahok," kata Dahnil.

Justru, kata dia, seharusnya Ahok mendengarkan dan mengikuti nasihat disampaikan Pemuda Muhammadiyah terkait dengan ucapan-ucapan yang tidak pantas disampaikan yang niradab tersebut. Dia mengatakan apa yang dilaporkan Pedri Kasman adalah mandat dari Dahnil sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah.

"Jadi keliru bila Ahok menyerang Pedri tidak mewakili Pemuda Muhammadiyah," kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam persidangan kasus penodaan agama, hari ini, Selasa (10/1), Ahok mengatakan dekat dengan Dahnil, dan bisa berkomunikasi langsung dengannya. Bahkan Ahok mempertanyakan kenapa Pemuda Muhammadiyah melalui Pedri Kasman harus melapor Ahok ke polisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement