Ahad 11 Dec 2016 09:44 WIB

Gempa Pidie Jaya Bangkitkan Kembali Ingatan Tsunami

Foto aerial umat muslim menunaikan Shalat Jumat di Masjid Jamik Quba, Pidie Jaya, NAD, Jumat (9/12).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Foto aerial umat muslim menunaikan Shalat Jumat di Masjid Jamik Quba, Pidie Jaya, NAD, Jumat (9/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PIDIE -- Gempa dengan magnitudo 6,5 pada skala Richter yang mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, Aceh membangkitkan kembali ingatan warga akan gempa bumi yang menimbulkan tsunami pada 26 Desember 2004. Gempa kuat yang terjadi membuat warga takut kembali ke rumah.

"Bukan trauma gempa tapi takut air laut naik," kata salah seorang warga di Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten Pidie,Junaidi (35) Ahad (11/12).

Warga Desa Lancang Timur itu mengatakan saat tsunami 2004, desa yang berada di pesisir pantai itu habis disapu gelombang raya. "Saya kehilangan 10 anggota keluarga saat tsunami. Sampai sekarang kalau ada gempa langsung lari ke tempat yang aman karena takut air laut naik," kata pria yang berdagang ikan di Sigli, ibukota Kabupaten Pidie.

Hal senada dikatakan Sekretaris Desa Pasie Lhok Kecamatan Kembang Tanjong, Azwar bahwa saat gempa pada Rabu (7/12) pagi, warga langsung lari ke ibu kota kecamatan yang berjarak sekitar tujuh kilometer dari desa yang termasuk pedalaman itu. "Kalau malam warga tidak berani tidur di rumah tapi ke kecamatan karena takut gempa susulan," kata Azwar.

Kecamatan Kembang Tanjong adalah salah satu wilayah yang terparah terdampak gempa di Kabupaten Pidie, data sementara tercatat 31 unit rumah rusak dan amblas ke tanah. Gempa 6,5 pada Skala Richter yang terjadi Rabu pagi sekitar pukul 05.03 WIB telah menimbulkan dampak di tiga daerah yaitu Kabupaten Pidie, Pidie Jaya dan Samalanga Kabupaten Bireuen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement